
Amurang—Belum bisa ditaksir, kerugian yang melanda rumah milik Utu Tapada dan Alm Cor Pattyranie. Pasalnya, rumah Utu Tapada adalah permanen. Sedangkan rumah milik Alm Cor Patturanie, hanya terbuat dari dinding tripleks. Penafsiran kerugian pun masih dihitung.
Dari informasi yang dihimpun BeritaManado.com, rumah milik Utu Tapada sudah 100 persen dirobah alias pugar. Bahkan, dalam rumah tersebut banyak barang-barang antik. Serta berbagai kursi. Lemari dan lain sebagainya. Semua yang ada dalam rumah tak dapat diselamatkannya. Sementara itu, rumah milik Alm Cor Pattyranie, yang kebetulan disewa Kel.Tumbelaka-Kapojos hanya diuat dari dinding tripleks. Begitupula dengan isinya, hanya kursi seadanya dan lain sebagainya. Tetapi, kedua isi rumah tersebut tak ada satupun yang terselamatkan.
‘’Kalau mau taksir, kerugian kedua rumah tersebut sekitar Rp 400 juta. Masing-masing, rumah Utu Tapada berkisar Rp 225 juta. Dan rumah milik Alm Cor Pattyranie, sekitar Rp 75 juta. Tapi, itu azumsi kami. Kalau juga mau cari kebenarannya, ya musti tanya pa keluarganya pula,’’ jelas Pnt Janno Dotulong, ketika berbincang dengan BeritaManado.com pagi tadi di TKP.
Menurutnya, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Minsel langsung turun. Dan SKPD yang dipimpin Drs Jefry Prang, Msi pun langsung menugaskan kepala bidangnya untuk membawa bantuan seadanya. Sama halnya dengan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nancy Ludong, ST juga datang atas perintah Kepala Handrie Komaling, SH.
‘’Atas nama keluarga, sangat menyesali kalau Minsel, khususnya Amurang tak memiliki mobil pemadaman kebakaran. Padahal, banyak peristiwa kebakaran landa warga Amurang dan sekitarnya. Apakah, Minsel akan terus tak miliki Damkar,’’ tanya Steven Tapada. (and)