
Manado, BeritaManado.com — Penerbangan langsung Manado-Toraja sebentar lagi terwujud.
Ini menjadi gebrakan hebat Gubernur Sulut, Yulius Selvanus.
Untuk menindaklanjuti arahan keinginan Gubernur Yulius ini, Kadis Perhubungan Sulut, Isak Rey, langsung bergerak.
Isak bertemu Bupati Kabupaten Tana Toraja (Tator) melalui Wabup Tator, Erianto Paundanan.
Juga dengan Bupati Kabupaten Toraja Utara (Torut) Frederik Victor Palimbong.
“Harus diwujudkan apa yang menjadi arahan pimpinan,” kata Isak.
Kedua pemimpin daerah ini mengatakan sudah sejak lama menunggu penerbangan langsung antara Manado-Toraja.
“Puji Tuhan akhirnya terwujud, terima kasih Bapak Gubernur Yulius,” kata Bupati Torut, Victor Palimbong.
Hal senada disampaikan Wabup Tator Erianto.
Menurutnya, ini seperti durian runtuh bagi Toraja.
“Kami semakin optimis, penerbangan langsung Toraja-Manado tak sekadar terbukanya saling silaturahmi antara warga Toraja di rantau pun warga Sulut yang ini ke Toraja. Tapi berdampak pada sektor pariwisata dan investasi bagi kami,” kata Erianto.
“Kami mendoakan niat baik Pak Gubernur Yulius akan terwujud,” tambahnya.
Isak Rey dalam kunjungan ke Toraja, ikut didampingi Praktisi Pariwisata dan Konektivitas Udara, Dino Gobel.
Sementara pertemuan secara maraton ini menghasilkan kesepakatan akan segera membentuk tim percepatan di masing masing kabupaten dan Provinsi Sulut.
Isak langsung melaporkan hasil pertemuan itu.
Melalui percakapan telepon, Gubernur Yulius mendukung penuh dan berharap secepatnya terwujud.
Di sisi lain, Dino Gobel menyebut genre pariwisata Toraja adalah trendmark yang masih laris dijual.
Itu karena turis Eropa tetap banjir ke sana.
“Dan Manado, butuh ‘asupan’ turis highland Toraja. Walhasil, kolaborasi manis harus tetap dilakukan. Dengan begitu, Sulut tak hanya berharap dari turiw Asia Pasifik,” kata Dino yang sudah malang melintang di sektor pariwisata.
Dino bilang, gebrakan Gubernur Yulius luar biasa.
Apalagi dengan memperlihatkan visi ke depan untuk memajukan Sulut, melalui pariwisata.
Perbangan Manado-Toraja atau yang akrab dikenal jalur Mataraja, tak sekadar keinginan gubernur, tapi merupakan strategi penguatan Sulut sebagai Gateway of The World.
“Dan ini akan memajukan Sulut. Sekaligus menyejaterahkan masyarakat lewat pariwisata,” tandasnya.
(Alfrits Semen)