Olii membawa cucunya Rizky yang ditelantarkan kedua orang tuanya
Bitung – Peringatan Hari Anak Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, diwarnai dengan kematian seorang bayi yang diduga ditelantarkan kedua orang tuannya. Rizky Olii (1), dititipkan dalam keadaan sakit oleh kedua orang tuannya, Ali Budiman dan Nurhayati Olii kepada kakeknya Marlon Olii di Candi Kelurahan Bitung Barat Satu Kecamatan Maesa.
Dan hingga menghebuskan nafas, kedua orang tua bayi yang diduga menderita gizi buruk itu tak diketahu keberadaannya.
“Mereka hanya datang membawa Rizky dan mengatakan kalau anak itu sakit, lalu pergi dan tak ada kabar,” kata Olii, Kamis (23/7/2015).
Olii mengaku, selama dua minggu Rizky ia asuh, kedua oran tuanya tak pernah datang menjeguk apalagi memberikan uang untuk berobat. Padahal keduanya tahu jika bayi malang itu sementara sakit.
“Selama dirawat di rumah sakit, mereka juga tak pernah datang. Jangankan datang, keberadaan mereka saja tidak tahu ada dimana saat ini,” katanya.
Beruntung, Komisi Perlindungan Anak Sulut, Jull Takaliuang yang sementara berkunjung ke Candi melihat kondisi Rizky dan langsung mengatar ke rumah sakit.
“Selama dirawat, saya sudah berusaha mencari keberadaan kedua orang tua Rizky. Baik di tempat kos di Pasar Tua maupun di tempat kerja, tapi hasilnya nihil,” katanya.(abinenobm)
Olii membawa cucunya Rizky yang ditelantarkan kedua orang tuanya
Bitung – Peringatan Hari Anak Nasional Indonesia yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, diwarnai dengan kematian seorang bayi yang diduga ditelantarkan kedua orang tuannya. Rizky Olii (1), dititipkan dalam keadaan sakit oleh kedua orang tuannya, Ali Budiman dan Nurhayati Olii kepada kakeknya Marlon Olii di Candi Kelurahan Bitung Barat Satu Kecamatan Maesa.
Dan hingga menghebuskan nafas, kedua orang tua bayi yang diduga menderita gizi buruk itu tak diketahu keberadaannya.
“Mereka hanya datang membawa Rizky dan mengatakan kalau anak itu sakit, lalu pergi dan tak ada kabar,” kata Olii, Kamis (23/7/2015).
Olii mengaku, selama dua minggu Rizky ia asuh, kedua oran tuanya tak pernah datang menjeguk apalagi memberikan uang untuk berobat. Padahal keduanya tahu jika bayi malang itu sementara sakit.
“Selama dirawat di rumah sakit, mereka juga tak pernah datang. Jangankan datang, keberadaan mereka saja tidak tahu ada dimana saat ini,” katanya.
Beruntung, Komisi Perlindungan Anak Sulut, Jull Takaliuang yang sementara berkunjung ke Candi melihat kondisi Rizky dan langsung mengatar ke rumah sakit.
“Selama dirawat, saya sudah berusaha mencari keberadaan kedua orang tua Rizky. Baik di tempat kos di Pasar Tua maupun di tempat kerja, tapi hasilnya nihil,” katanya.(abinenobm)