PASCA kejadian tabrakan yang menewaskan satu orang di Kelurahan Tumatangtang pada awal bulan Januari lalu, terlihat sejumlah orang selalu berjaga-jaga dengan bersenjata parang, tongkat kayu. Mereka selalu ada di sekitar rumah saat tengah malam. Sejumlah warga memang berjaga-jaga untuk mengamankan kampungnya dari serangan warga lain.
Setiap malam pula saya belum pernah melihat aparat kepolisian yang berjaga-jaga atau menghalau warga yang berjaga di tengah malam ini. Entah karena merasa terbantu dengan warga yang berjaga ataukah karena merasa masalah permusuhan ini tidak terlalu penting.
Sampai saya mendengar seorang bernama Andi Warbung tewas karena dikeroyok sejumlah orang tidak dikenal tanpa diketahui apa penyebabnya. Dan itu terjadi ketika Andi sedang mengunjungi kampung tetangga. Andi Warbung berpamitan dengan kedua orang tuanya dalam kondisi segar bugar dan harus dijemput kedua orang tuanya karena jiwanya tidak tertolong dan tewas di tempat.
Jika aparat kepolisian berwenang juga pemerintah kota menganggap ini hanyalah pembunuhan biasa dan tidak mencari akar permasalahan utama, bukan tidak mungkin korban jiwa tidak bersalah yang masih memiliki masa depan yang panjang akan kembali terulang. Masyarakat butuh pelindung, butuh keamanan. Jika dalam satu kota kita sudah saling curiga, menaruh dendam, balas membalas karena tidak diselesaikan akar permasalahannya, masyarakat tidak akan pernah hidup tenang.
Dimana aparat, dimana pemerintah kota dan perangkat ketika ada seorang anak bisa dikeroyok hingga tewas dan tak bernyawa di lokasi. Warga harus diberikan mediasi, jelaskan kepada seluruh warga Tomohon apa yang terjadi sehingga dapat diperdamaikan, dihukum sesuai pasal yang berlaku sehingga masyarakat Tomohon merasa aman kembali untuk melakukan aktivitasnya.
Aparat pun tidak perlu takut jika harus menghukum sejumlah warga yang terlibat, walaupun jika pengeroyokan tersebut sampai melibatkan puluhan orang, hukum seberat-beratnya seluruh pelaku kejahatan, satu orang kah atau bahkan jika pembunuhan tersebut melibatkan sekelompok orang sekalipun. Karena yang hilang adalah nyawa seorang anak yang tidak bersalah. (*)
PASCA kejadian tabrakan yang menewaskan satu orang di Kelurahan Tumatangtang pada awal bulan Januari lalu, terlihat sejumlah orang selalu berjaga-jaga dengan bersenjata parang, tongkat kayu. Mereka selalu ada di sekitar rumah saat tengah malam. Sejumlah warga memang berjaga-jaga untuk mengamankan kampungnya dari serangan warga lain.
Setiap malam pula saya belum pernah melihat aparat kepolisian yang berjaga-jaga atau menghalau warga yang berjaga di tengah malam ini. Entah karena merasa terbantu dengan warga yang berjaga ataukah karena merasa masalah permusuhan ini tidak terlalu penting.
Sampai saya mendengar seorang bernama Andi Warbung tewas karena dikeroyok sejumlah orang tidak dikenal tanpa diketahui apa penyebabnya. Dan itu terjadi ketika Andi sedang mengunjungi kampung tetangga. Andi Warbung berpamitan dengan kedua orang tuanya dalam kondisi segar bugar dan harus dijemput kedua orang tuanya karena jiwanya tidak tertolong dan tewas di tempat.
Jika aparat kepolisian berwenang juga pemerintah kota menganggap ini hanyalah pembunuhan biasa dan tidak mencari akar permasalahan utama, bukan tidak mungkin korban jiwa tidak bersalah yang masih memiliki masa depan yang panjang akan kembali terulang. Masyarakat butuh pelindung, butuh keamanan. Jika dalam satu kota kita sudah saling curiga, menaruh dendam, balas membalas karena tidak diselesaikan akar permasalahannya, masyarakat tidak akan pernah hidup tenang.
Dimana aparat, dimana pemerintah kota dan perangkat ketika ada seorang anak bisa dikeroyok hingga tewas dan tak bernyawa di lokasi. Warga harus diberikan mediasi, jelaskan kepada seluruh warga Tomohon apa yang terjadi sehingga dapat diperdamaikan, dihukum sesuai pasal yang berlaku sehingga masyarakat Tomohon merasa aman kembali untuk melakukan aktivitasnya.
Aparat pun tidak perlu takut jika harus menghukum sejumlah warga yang terlibat, walaupun jika pengeroyokan tersebut sampai melibatkan puluhan orang, hukum seberat-beratnya seluruh pelaku kejahatan, satu orang kah atau bahkan jika pembunuhan tersebut melibatkan sekelompok orang sekalipun. Karena yang hilang adalah nyawa seorang anak yang tidak bersalah. (*)