Manado – Peringatan hari pendidikan nasional, pada tanggal 2 Mei 2014 hari ini, banyak pihak menyerukan agar dunia pendidikan tidak dicoreng oleh aksi-aksi memalukan seperti pungutan liar (pungli) dan kekerasan, seperti yang terjadi dibeberapa daerah.
Dikatakan aktifis mahasiswa Unsrat, Anggrainy Rottie, pendidikan merupakan sarana mencerdaskan generasi penerus bangsa. Sehingga dituntut profesionalisme yang mendidik untuk diterapkan oleh pelaku pendidikan itu sendiri.
“Jika dilihat dari berbagai media, kini dunia pendidikan diwarnai aksi memalukan seperti kekerasan terhadap anak didik dan pungli yang dilakukan oleh instansi pendidikan itu sendiri. Dan ini mencoreng dunia pendidikan sendiri,” tutur mahasiswi semester akhir di fakultas Hukum Unsrat ini.
Selain itu, Michael Mantiri, mahasiswa Universitas Manado di Tondano menuturkan, melalui peringatan Hadiknas ini, sangat diharapkan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sulut semakin maju dan berprestasi.
“Sebagai mahasiswa yang nantinya menjadi bagian dari pendidik, kami berharap pendidikan di Sulut tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang buruk. Jika dilihat di daerah lain, institusi pendidikan dinodai oleh tindakan yang memalukan seperti kekerasan fisik hingga kekerasan seksual. Semoga saja, di Sulut tidak ada hal demikian,” harap Mantiri. (leriandokambey)
Manado – Peringatan hari pendidikan nasional, pada tanggal 2 Mei 2014 hari ini, banyak pihak menyerukan agar dunia pendidikan tidak dicoreng oleh aksi-aksi memalukan seperti pungutan liar (pungli) dan kekerasan, seperti yang terjadi dibeberapa daerah.
Dikatakan aktifis mahasiswa Unsrat, Anggrainy Rottie, pendidikan merupakan sarana mencerdaskan generasi penerus bangsa. Sehingga dituntut profesionalisme yang mendidik untuk diterapkan oleh pelaku pendidikan itu sendiri.
“Jika dilihat dari berbagai media, kini dunia pendidikan diwarnai aksi memalukan seperti kekerasan terhadap anak didik dan pungli yang dilakukan oleh instansi pendidikan itu sendiri. Dan ini mencoreng dunia pendidikan sendiri,” tutur mahasiswi semester akhir di fakultas Hukum Unsrat ini.
Selain itu, Michael Mantiri, mahasiswa Universitas Manado di Tondano menuturkan, melalui peringatan Hadiknas ini, sangat diharapkan pendidikan di Indonesia, khususnya di Sulut semakin maju dan berprestasi.
“Sebagai mahasiswa yang nantinya menjadi bagian dari pendidik, kami berharap pendidikan di Sulut tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang buruk. Jika dilihat di daerah lain, institusi pendidikan dinodai oleh tindakan yang memalukan seperti kekerasan fisik hingga kekerasan seksual. Semoga saja, di Sulut tidak ada hal demikian,” harap Mantiri. (leriandokambey)