Pangu – Ini jalan utama menuju ke Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara. Jalan yang juga dilewati masyarakat termasuk Bupati James Sumendap.
Ungkapan kekesalan dari masyarakat, bahwa pejabat mereka tak mampu menyelesaikan jalan berlubang yang bagaikan kuala (sungai) kering, yang paling parah dapat ditemui dari ujung masuk sampai ujung keluar Desa Pangu.
“Nda pernah bagus tu jalan, sampai sekarang juga bupati tak mampu memperbaiki jalan rusak di Desa Pangu,” ujar Semuel warga Desa Pangu pada BeritaManado.Com
Sejumlah PNS Pemkab Mitra yang juga tinggal di luar Mitra, mengakui kendaraan mereka sering cepat rusak, gara-gara melewati banyak lubang.
“Torang bawa oto, biasanya kalo so terlambat dari Manado mo masuk kantor di Ratahan, itu lubang so nda dapa lia lubang, so bage tre-tre,” ungkap seorang PNS Mitra.
Menurut mereka, jika kendaraan mereka yang biasa saja, kelas 1300 cc dan 1000 cc, sangat berdampak pada guncangan kendaraan.
“Kalo oto bupati kan nda dapa rasa itu lubang, soalnya pake oto mahal,” ujar mereka.
Dari informasi dan data yang diterima BeritaManado.Com, Pemkab Mitra tidak menganggarkan, atau tidak ada perencanaan pengaspalan jalan di Desa Pangu.
Tahun ini, APBD Mitra bagiannya diambil hanya untuk pelebaran jalan di kawasan Gunung Potong, Ratahan ke Kantor Pemkab dan Ratahan ke Desa Rasi. (robintanauma)
Pangu – Ini jalan utama menuju ke Ibu Kota Kabupaten Minahasa Tenggara. Jalan yang juga dilewati masyarakat termasuk Bupati James Sumendap.
Ungkapan kekesalan dari masyarakat, bahwa pejabat mereka tak mampu menyelesaikan jalan berlubang yang bagaikan kuala (sungai) kering, yang paling parah dapat ditemui dari ujung masuk sampai ujung keluar Desa Pangu.
“Nda pernah bagus tu jalan, sampai sekarang juga bupati tak mampu memperbaiki jalan rusak di Desa Pangu,” ujar Semuel warga Desa Pangu pada BeritaManado.Com
Sejumlah PNS Pemkab Mitra yang juga tinggal di luar Mitra, mengakui kendaraan mereka sering cepat rusak, gara-gara melewati banyak lubang.
“Torang bawa oto, biasanya kalo so terlambat dari Manado mo masuk kantor di Ratahan, itu lubang so nda dapa lia lubang, so bage tre-tre,” ungkap seorang PNS Mitra.
Menurut mereka, jika kendaraan mereka yang biasa saja, kelas 1300 cc dan 1000 cc, sangat berdampak pada guncangan kendaraan.
“Kalo oto bupati kan nda dapa rasa itu lubang, soalnya pake oto mahal,” ujar mereka.
Dari informasi dan data yang diterima BeritaManado.Com, Pemkab Mitra tidak menganggarkan, atau tidak ada perencanaan pengaspalan jalan di Desa Pangu.
Tahun ini, APBD Mitra bagiannya diambil hanya untuk pelebaran jalan di kawasan Gunung Potong, Ratahan ke Kantor Pemkab dan Ratahan ke Desa Rasi. (robintanauma)