Tahuna—Panen raya cengkih di Kabupaten Sangihe tidak hanya memberikan berkah bagi para pemilik lahan, termasuk pemanjat, tapi turut berimbas pada kelancaran arus lalu lintas.
Soalnya saat ini warga kerap menggunakan jalan umum sebagai lahan untuk menjemur hasil emas coklat mereka, termasuk di kawasan Boulevard Tahuna.
Yang cukup riskan justru terjadi di luar Tahuna, setiap badan jalan luar kota, baik ruas jalan di wilayah Tabukan serta Sangihe Selatan, nyaris dipenuhi jemuran cengkih yang berjejeran di samping kiri kanan jalan, bahkan untuk ruang yang akan dilalui kendaraan semakin sempit, terutama pada ruas-ruas jalan yang tidak terlalu lebar.
Sementara kondisi ruas jalan yang telah dipenuhi jemuran cengkih tadi,juga tak lepas dari keluhan para sopir kendaraan roda empat. Mereka mengaku sudah tidak leluasa lagi mengendarai kendaraannya karena harus menghindari jangan sampai roda kendaraan menggilas cengkih yang sedang dijemur.
”Yang jadi masalah ketika berpapasan di tanjakkan dengan kedaraan dari arah berlawananan, dimana kendaraan lainnya harus berhenti menepi mencari tempat yang bisa terlewati,” ungkap beberapa sopir.
Sementara beberapa warga ketika ditemui, mengaku terpaksa harusmenjemur cengkih mereka di jalan karena ketiadaan lahan yang luas sekaligus meminta pengertian para pengguna jalan terkait aktifitas penjemuran juga tidak berlangsung setiap hari.
”Dari pada cengkih rusak, kami terpaksa menjemurnya di jalan, tapi aktifitas kami tidak setiap hari karena ketika cuaca hujan atau mendung, kami juga tidak melakukan penjemuran sehingga aktifitas seperti ini sekiranya bisa dipahami semuan pihak,” ungkap beberapa warga di wilayah Sangihe Selatan. (gun)
Tahuna—Panen raya cengkih di Kabupaten Sangihe tidak hanya memberikan berkah bagi para pemilik lahan, termasuk pemanjat, tapi turut berimbas pada kelancaran arus lalu lintas.
Soalnya saat ini warga kerap menggunakan jalan umum sebagai lahan untuk menjemur hasil emas coklat mereka, termasuk di kawasan Boulevard Tahuna.
Yang cukup riskan justru terjadi di luar Tahuna, setiap badan jalan luar kota, baik ruas jalan di wilayah Tabukan serta Sangihe Selatan, nyaris dipenuhi jemuran cengkih yang berjejeran di samping kiri kanan jalan, bahkan untuk ruang yang akan dilalui kendaraan semakin sempit, terutama pada ruas-ruas jalan yang tidak terlalu lebar.
Sementara kondisi ruas jalan yang telah dipenuhi jemuran cengkih tadi,juga tak lepas dari keluhan para sopir kendaraan roda empat. Mereka mengaku sudah tidak leluasa lagi mengendarai kendaraannya karena harus menghindari jangan sampai roda kendaraan menggilas cengkih yang sedang dijemur.
”Yang jadi masalah ketika berpapasan di tanjakkan dengan kedaraan dari arah berlawananan, dimana kendaraan lainnya harus berhenti menepi mencari tempat yang bisa terlewati,” ungkap beberapa sopir.
Sementara beberapa warga ketika ditemui, mengaku terpaksa harusmenjemur cengkih mereka di jalan karena ketiadaan lahan yang luas sekaligus meminta pengertian para pengguna jalan terkait aktifitas penjemuran juga tidak berlangsung setiap hari.
”Dari pada cengkih rusak, kami terpaksa menjemurnya di jalan, tapi aktifitas kami tidak setiap hari karena ketika cuaca hujan atau mendung, kami juga tidak melakukan penjemuran sehingga aktifitas seperti ini sekiranya bisa dipahami semuan pihak,” ungkap beberapa warga di wilayah Sangihe Selatan. (gun)