Manado – Dihadapan sekitaran 80-an peserta latihan kader kepemimpinan se-Sulut yang digelar oleh Korem 131 Santiago dengan Bakorda Fokusmaker Sulut di Kompi Senapan A Yonif 712/Wiratama di Desa Tateli, Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa pagi tadi Prof. Ishak Pulukadang menyampaikan bahwa pemerintah Republik Indonesia saat ini tidak konsisten terhadap ideologi bangsa yakni Pancasila.
Hal ini disampaikan Pulukadang tatkala hampir kurang lebih lima tahun terakhir pemerintah Indonesia selalu merayakan hari Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 juni 1945, nukan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945. “Pancasila yang selalu diperingatkan oleh pemerintah RI yaitu Pancasila versi Presiden pertama Republik Indonesia yaitu ‘Bung Karno’. Padahal berdasarkan sejarah yang telah memiliki legitimasi hukum dalam pembukaan konstitusi bangsa ini dengan jelas mengakui bahwa Pancasila yang sah adalah pancasila versi Negara Indonesia yang mana disahkan dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945,” papar Ishak Pulukadang.
“Hal ini menunjukan bahwa kalau Pemerintah saat ini saja inkonsistensi dalam pemahaman terhadap fundamental bangsa yakni pondasi bernegara yaitu Pancasila, maka sudah selayaknya kita bertanya kepada elit-elit bangsa ini. Masihkah ada rasa cinta akan tumpah darah bangsa ini. yang lagi gencar saat ini mempublikasikan empat penyokong bangsa ini, yang dikenal dengan sebutan 4 pilar kebangsaan (Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945),” kritik Pulukadang yang juga adalah koordinator dosen pengajar Kewarganegaraan Provinsi Sulawesi Utara ini.
Pulukadang kemudian berharap agar melalui pelatihan kader ini mambu memberikan pemahaman yang komplit atau yang komprehensif tentang bagaimana seharunya kita menjaga seluruh tumpa darah republik ini di bawah tiang peyokong keabadian yang di maklumatkan pada Pancasila, NKRI, Bhine Tunggal Ika, UUD 1945.(jk)