Manado – Intan Ratulinggi, salah satu anak perempuan dari 71 anak asuhan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Sitti Khadijah yang terletak di jalan Nani Wartabone, Kelurahan Kombos Kecamatan Singkil telah ditinggalkan orang tuanya sejak berusia satu hari. Hal ini disampaikan salah satu pengasuh panti kepada beritamanado.com saat melakukan kunjungan bersama Komunitas Pers Liputan Pemprov Sulut (KPLPS).
Menurut pengasuh tersebut, Intan diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bahu sehari setelah dilahirkan, dimana Puskesmas itu juga disediakan tempat bersalin dan orang tuanya tidak lagi memperdulikan. Menurut pengasuh, kemungkinan besar Intan lahir diluar nikah (karna “kecelakaan”) dan tidak diharapkan orang tuanya, sehingga ia dibiarkan di puskesmas itu.
“sekarang Intan sudah kelas dua SD, disekolah Intan selalu mendapat rangking satu,” kata salah satu pengasuh panti.
KPLPS sendiri merupakan wadah organisasi bagi seluruh wartawan dengan medianya masing-masing yang melakukan pos liputan untuk Pemprov Sulut. Dalam kunjungannya di panti asuhan Sitti Khadijah, KPLPS yang diketuai Ronald Rompas memberikan bantuan berupa beras, gula dan susu untuk kebutuhan anak-anak panti.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan (TUP) Jemmy Ringkuangan S.IP, M.Si, yang juga sebagai pembina KPLPS dalam sambutannya menuturkan bahwa KPLPS merupakan organisasi para wartawan yang melakukan liputan di Pemprov Sulut dengan berbagai latar belakang suku, agama, bahkan media yang berbeda, tergerak hati untuk membantu meringankan tanggungan pengurus panti asuhan, dengan sukarela dan iklas memberikan bantuan berupa beras, gula dan susu.
“Bantuan ini walaupun kecil mohon dapat diterima oleh pengurus, karna KPLPS dengan iklas memberikan bantuan ini,” ujar Ringkuangan.
Ia berharap suatu saat dapat kembali berbagi dengan anak-anak panti asuhan Sitti Khadijah pada waktu dan lain kesempatan, seraya menitipkan pesan kepada anak-anak agar selalu taat belajar dan menuruti para pengasuh panti yang juga telah menjadi orang tua, agar kelak menjadi orang sukses dan mandiri tidak melupakan budi dari para pengurus panti. (jrp)
Manado – Intan Ratulinggi, salah satu anak perempuan dari 71 anak asuhan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Sitti Khadijah yang terletak di jalan Nani Wartabone, Kelurahan Kombos Kecamatan Singkil telah ditinggalkan orang tuanya sejak berusia satu hari. Hal ini disampaikan salah satu pengasuh panti kepada beritamanado.com saat melakukan kunjungan bersama Komunitas Pers Liputan Pemprov Sulut (KPLPS).
Menurut pengasuh tersebut, Intan diambil dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bahu sehari setelah dilahirkan, dimana Puskesmas itu juga disediakan tempat bersalin dan orang tuanya tidak lagi memperdulikan. Menurut pengasuh, kemungkinan besar Intan lahir diluar nikah (karna “kecelakaan”) dan tidak diharapkan orang tuanya, sehingga ia dibiarkan di puskesmas itu.
“sekarang Intan sudah kelas dua SD, disekolah Intan selalu mendapat rangking satu,” kata salah satu pengasuh panti.
KPLPS sendiri merupakan wadah organisasi bagi seluruh wartawan dengan medianya masing-masing yang melakukan pos liputan untuk Pemprov Sulut. Dalam kunjungannya di panti asuhan Sitti Khadijah, KPLPS yang diketuai Ronald Rompas memberikan bantuan berupa beras, gula dan susu untuk kebutuhan anak-anak panti.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan (TUP) Jemmy Ringkuangan S.IP, M.Si, yang juga sebagai pembina KPLPS dalam sambutannya menuturkan bahwa KPLPS merupakan organisasi para wartawan yang melakukan liputan di Pemprov Sulut dengan berbagai latar belakang suku, agama, bahkan media yang berbeda, tergerak hati untuk membantu meringankan tanggungan pengurus panti asuhan, dengan sukarela dan iklas memberikan bantuan berupa beras, gula dan susu.
“Bantuan ini walaupun kecil mohon dapat diterima oleh pengurus, karna KPLPS dengan iklas memberikan bantuan ini,” ujar Ringkuangan.
Ia berharap suatu saat dapat kembali berbagi dengan anak-anak panti asuhan Sitti Khadijah pada waktu dan lain kesempatan, seraya menitipkan pesan kepada anak-anak agar selalu taat belajar dan menuruti para pengasuh panti yang juga telah menjadi orang tua, agar kelak menjadi orang sukses dan mandiri tidak melupakan budi dari para pengurus panti. (jrp)