Manado, BeritaManado.com — Perkembangan sektor pariwisata yang cukup pesat di era kepemimpinan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw mengalami kemajuan berarti.
Sekitar 25 ribu wisatawan nusantara dan asing yang telah memasuki Sulawesi Utara selama bulan Juli diprediksi akan terus menunjukkan tren meningkat dan itu sudah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini melalui pintu gerbang Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado.
Menurut Ketua Satgas Pariwisata Sulut Dino Gobel, untuk periode 1-31 Juli 2018 ini, arus kunjungan wisatawan nusantara dan asing yang akan datang ke Sulut yaitu sekitar 25 ribu orang, dimana sejak bulan Juni yang baru lewat, tanda-tada peningkatan sudah mulai terlihat.
“Wisatawan terdiri dari beberapa kelompok yaitu 5 ribu peserta Kampore (Jambore) Pemuda Advent se-Indonesia, 15 ribu peserta Konvensi Hati Keluarga Nasional (Harganas), dimana dijadwalkan bahwa kegiatan kedua itu bakal dihadiri oleh Presiden RI Ir Joko Widodo,” kata Gobel.
Ditambahkannya, untuk wisatawan asing selama Juli 2018 ini akan masuk melalui Singapura dengan menggunakan maskapai penerbangan Silk Air diperkirakan sebanyak 1.500 orang, sudah termasuk rombongan wisatawan China.
Ada sekitar 5 kota dari China yang jadi pemasok wisatawan ke Sulut dan itu diperkirakan bisa mencapai 2 ribu orang melalui MM Travel dengan Lion Air dan 1.500 orang dari Coco’s Tour Charter dengan Sriwijaya Air dari Xianmen dan Guangxi.
Menurut Gobel itu tidak termasuk dengan wisaawan lain yang memanfaatkan waktu liburan panjang anak sekolah dan mahasiswa pada bulan Juli berkisar 5 ribu orang
“Dalam rapat update bersama Wakil Gubernur Sulut akhir pekan lalu disampaikan bahwa himbauan Gubernur Sulut bahwa sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga daerah atau wilayah masing-masing menjadi tempat yang nyaman dikunjungi wisatawan,” tuturnya.
Tentu hal ini akan ditunjang oleh bisnis industri, akomodasi dan transportasi di daerah tersebut untuk dapat turut menjaga secara bersama-sama agar menciptakan kesan yang baik dan tentu saja utamanya yaitu rasa aman dan nyaman.
“Objek wisata bisa didata fasilitasnya dan perlu untuk diimbangi dengan adanya petugas keamanan dan untuk jangka panjang diperlukan kerja sama serta sinergitas, setidaknya komunikasi yang baik untuk mempersiapkan agenda-agenda selanjutnya. Mari wujudkan Sulut Hebat,” tuturnya.
(Frangki Wullur)