Amurang, BeritaManado — Proses penerjemahan Alkitab ke Bahasa Tontemboan tidak mudah dan penuh tantangan. Tim Penerjemah membutuhkan waktu kurang lebih 17 tahun untuk menyelesaikan perampungan terjemahan Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Tontemboan.
Dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik tenaga, doa dan dana juga sangat dibutuhkan dalam proses perampungan terjemahan Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Tontemboan.
Beberapa mitra Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) baik dari Dalam Negeri maupun Luar Negeri, antara lain :
- Lembaga Alkitab Indonesia.
- Seed Company.
- Wycliffe USA.
- GBT Wycliffe Korea.
- SIL- Summer Institute of Linguistc International.
- Ronald Whisler, Jacqueline Whisler dan Lloyd peckham selaku penasehat PPA (Pusat Penerjemahan Alkitab).
- Yayasan Kristen Kaleb dan Yosua, Kalimantan tengah;
- Halmahera Lingua Center.
Untuk diketahui, Desa Kumelembuai di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), pada Sabtu (19/1/2019) kemarin menjadi perhatian sejumlah elemen masyarakat.
Betapa tidak, bertempat di Aula Jemaat GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai dilaksanakan Ibadah Syukur Peluncuran Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Tontemboan (Royoran Ing Kitab Le’nas Taar Weru Antemena Panuwu’ Tontemboan).
Selaku Ketua Umum Panitia, Penatua dr. Michaela Elsiana Paruntu MARS atau Micha Paruntu menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam mendukung keberhasilan acara ini.
“Di awal tahun 2019, Kabupaten Minahasa Selatan khususnya Wilayah Pelayanan Kumelembuai sangat bersyukur dan berbangga karena telah menjadi bagian saksi sejarah pelaksanaan Peluncuran Alkitab Bahasa Tontemboan,” ujar Micha Paruntu.
Ditambahkannya, keberhasilan ini merupakan wujud nyata penyertaan Tuhan yang terus memberkati dan menyertai Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan, Gereja, Jemaat dan masyarakat di Kabupaten Minahasa Selatan.
“Kiranya melalui kehadiran Alkitab Perjanjian Baru Bahasa Tontemboan, masyarakat khususnya jemaat yang menggunakan Bahasa Tontemboan akan semakin bertumbuh di dalam Iman,” tambah Micha Paruntu.
Diharapkan, bahasa Tontemboan sebagai bahasa Ibu ini, akan semakin dilestarikan dan dipelihara turun temurun sebagai warisan emas bagi generasi yang akan datang.
Tampak hadir dalam acara ini, Ketua BPMS GMIM, Pendeta DR. Hein Arina, Bupati Minsel Dr Christiany Eugenia Paruntu SE selaku Penasehat Panitia yang diwakili Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Minsel, Franky Mamangkey, S.IP.
Anggota DPRD Minsel J. J. Mongkaren, Kapolsek Motoling AKP Verry A Liwutang, Danramil Motoling Peltu Roy Sumakul, Pemerhati Budaya dan Akademisi DR. Ferry Daud Liando, serta para tamu dan undangan lainnya.
(TamuraWatung)