Bitung, Beritamanado.com – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono menyatakan akan menggeser rencan pembangunan jalan tol di mata air Aerujang.
BACA JUGA: Tol Manado-Bitung, Menteri PUPR Nyatakan Tidak Berani “Sentuh” Mata Air Aerujang
Keputusan menggeser itu disampaikan Menteri Basuki setelah melihat langsung lokasi mata air Aerujang di Kelurahan Girian Permai Kecamatan Girian, Minggu (01/03/2020).
Menurut Basuki, alasan menggeser jalur tol yang bakal melintas di mata air Aerujang bukan tanpa sebab.
“Kementerian PUPR tidak hanya bertugas membangun infrastruktur tapi juga mengelola air di seluruh Indonesia, termasuk mata air Aerujang,” kata Basuki kepada sejumlah Wartawan.
Basuki menyatakan, kasus mata air Aerujang sama persis dengan pembangunan terowongan Citarum yang tujuannya menyelamatkan situs Curug Jompong.
“Kenapa kita harus membangun terowongan, karena kita ingin menyelamatkan situs Curug Jompong,” katanya.
Dirinya menyatakan, tol di mata air Aerujang harus digeser dengan tujuan sama yakni menyelamatkan situs dan lingkungan hidup, apalagi menyangkut mata air.
“Kebetulan basic saya adalah air tanah, makanya saya putuskan mata air Aerujang jangan kita apa-apakan. Kami akan mencari cara lain dan malam ini akan dibahas di Manado,” katanya.
Keputusan Manteri PUPR menggeser rencana pembangunan jalan tol dari mata air Aerujang mendapat apresiasi dari perwakilan Aliansi Peduli Aerujang, Ryuzaki Raizo.
Ryuzaki menyatakan, banyak pihak yang pesimis dan memandang sebelah mata perjuangan mereka saat menyuarakan meminta proyek tol digeser dari mata air Aerujang.
“Namun hari ini Tuhan lewat Pak Menteri telah mengabulkan doa dan perjuangan kami selama ini,” kata Ryuzaki.
Ia juga menyatakan, berbagai upaya mereka lakukan untuk menyelamatkan mata air Aerujang dari proyek pembangunan jalan tol.
Bahkan, upaya-upaya itu kata dia diwarnai dengan teror dan ancaman hingga dianggap provokator menghambat proyek jalan tol Manado-Bitung.
“Para pengambil keputusan di daerah ini tutup mata dan balik menyerang dengan tudingan kami menolak pembangunan jalan tol, padahal dari awal kami menyatakan sangat mendukung pembangunan tol dan meminta rencana jalan tol di mata air Aerujang digeser 200 meter sesui ketentuan,” jelasnya.
Walaupun tak mendapat dukungan, Ryuzaki bersama Aliansi Peduli Aerujang tetap menyuarakan penyelamatan mata air Aerujang dan beberapa kali ke Kementerian PUPR untuk meminta tol digeser.
“Kami beberapakali mengutus perwakilan ke Jakarta dengan menggunakan dana pribadi dengan harapan Pak menteri menanggapi persoalan mata air Aerujang dan hari ini baru terjawab,” katanya.
(abinenobm)