Langowan,BeritaManado.com — Dalam liturgi Gereja Katolik, Pesta Keluarga Kudus yang dirayakan pada hari Minggu setelah Hari Raya Natal memiliki makna dan alasan tersendiri yang mungkin belum diketahui banyak umat.
Pastor Frans Rares MSC dalam khotbahnya saat memimpin Misa Pesta Keluarga Kudus di Gereja Katolik St. Petrus Langowan, Minggu (30/12/2018) pagi tadi mengatakan bahwa Yesus Maria Yosep merupakan tokoh utama dari keluarga kecil yang dipilih Allah untuk karya keselamatan-Nya.
Pesta Keluarga Kudus itu sendiri dalam Gereja Katolik baru dimasukkan dalam liturgi pada abad ke-17, namun itupun belum dirayakan pada Hari Minggu sesudah Hari Raya Natal setiap tahun berjalan.
Perayaan tersebut baru dilakukan seperti saat ini usai Konsili Vatikan II yang berlangsung pada tahun 1996-1965 di Roma, Italia.
“Mengapa Gereja Katolik melakukan hal tersebut? Itu karena Yesus Maria Yosep yang dimeteraikan sebagai Keluarga Kudus menjadi sumber inspirasi bagi keluarga Katolik sampai saat ini. Keluarga ini sangat spesial karena Yesus Sang Juruselamat lahir dari figur Maria dan Yosep yang penuh dengan kesederhanaan,” kata Pastor Rares.
Ditambahkannya, dalam kesehariannya Maria hidup di tengah-tengah komunitas masyarakat yang tidak terpandang atau jika disetarakan dengan saat ini berasal dari golongan masyarakat dengan tingkat ekonomi kurang mampu, sementara Yosep hanya sebagai seorang tukang kayu.
Pertumbuhan yang dialami Yesus sebagai seorang manusia yang normal tidak lepas dari tanggung jawab dari Maria dan Yosep sebagai orangtua yang dipercayakan Allah untuk mengasuh Sang Mesias.
Pastor Rares juga menjelaskan bahwa hal itu tidak lepas dari proses awal terbentuknya sebuah keluarga kecil sesuai dengan rencana Allah sendiri, sehingga seorang anak yang dilahirkan benar-benar hadir dari rumah tangga yang memiliki fondasi atau dasar yang kuat dari sisi kesetiaan dan tanggung jawab.
“Anak yang lahir dari keluarga yang tidak seperti yang seharusnya terjadi bakal memiliki kecenderungan tumbuh menjadi pribadi yang kesetian dan rasa tanggung jawabnya tidak kuat terutama di saat dirinya membentuk suatu keluarga dan ini menjadi keprihatinan gereja. Mari kita berdoa bagi keluarga-keluarga seperti itu agar kasih karunia Tuhan menyertai mereka,” ungkap Pastor Rares.
(Frangki Wullur)