Minsel, BeritaManado – Resa empati terhadap sesama manusia terus nampak di Ikatan Mahasiswa UNIMA Minhasa Selatan.
Salah satunya, kembali melakukan kegiatan aksi kemanusiaan melalui Penggalangan dana untuk korban bencana di Desa Tumaluntung Raya.(05/07/2021).
Namum dalam kegiatan tersebut yang berlokasi di ruas jalan trans Manado-Tumpaan diwarnai tangis pilu dikarenakan aparat kepolisian sektor tumpaan membubarkannya secara paksa.
Selaku Penanggung Jawab kegiatan Sandi Rompas sangat menyayangkan tindakan aparat tersebut dengan alasan mengganggu aktivitas perjalanan dirias jalan Tumpaan-Manado.
“Aksi yang kami laksanakan baru berjalan sekitaran 30 menit lebih dengan menerapkan protokol kesehatan tetap memakai masker dan menjaga jarak, lalu tiba-tiba beberapa anggota kepolisian datang menghampiri kami dan menghentikan secara paksa kegiatan kami,” Ungkap Sandi Rompas.
Menurut Rompas, kegiatan tersebut bertujuan untuk mewujudkan tanggung jawab sebagai mahasiswa dalam pengamalan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya Pengabdian Kepada Masyarakat.
“Sungguh sangat disayangkan antusias teman-teman mahasiswa Minahasa Selatan dengan dasar kemanusiaan ingin membantu sesama dalam bentuk aksi penggalangan dana namun dihentikan dengan paksa. Saya sangat menyayangkan kejadian ini, semangat kepedulian dari teman-teman mahasiswa terasa tidak dihargai, para aparat seakan apatis terhadap aksi kemanusiaan dan menganggap kami subversif, namum setelah kejadian ini kami langsung berupaya untuk melakukan mediasi bersama pihak kepolisian setempat untuk mengurus perijinan namun kami hanya menerima jawaban bahwa aksi kami sangat mengganggu aktifitas jalan trans Tumpaan Manado,” tutur Rompas.
Ketua Eksekutif IMAMINSEL Dion Lendo mengatakan sebelumnya aksi penggalangan dana IMAMINSEL awalnya berjalan dengan baik bahkan antusias masyarakat setempat pun dan juga para pengendara baik beroda dua dan beroda empat sangatlah antusias untuk membantu.
“Kami bingung dengan tindakan para aparat kepolisian yang menghentikan kegiatan dengan paksa, dengan raut wajah yang seakan ingin menangkap penjahat kelas kakap yang berkeliaran. Menuding kami mengganggu aktifitas perjalanan para pengendara, namun disatu sisi Dinas Perhubungan bersama Kepolisian Sektor Tumpaan membiarkan parkir bebas yang memakan ruas jalan perempatan jalan Trans Tumpaan Manado, jadi kegiatan aksi mahasiswa seakan menjadi kambing hitam alasan dibalik kemacetan yang terjadi, ” kata Lendo
(RonaldKalalo)