Manado, BeritaManado.com – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Manado sebesar 1,03 persen (mtm) pada bulan September 2022.
Secara tahunan, inflasi Kota Manado tercatat sebesar 5,24 persen (yoy), lebih tinggi dari sasaran inflasi nasional yang sebesar 3±1 persen (yoy) dan merupakan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Dari data yang dirilis Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara, tingginya IHK pada September 2022 terutama disebabkan oleh penyesuaian harga BBM yang mulai berlaku sejak awal bulan.
Komoditas bensin menjadi penyumbang utama inflasi di Manado dengan andil sebesar 0,91 persen (mtm).
Ditinjau dari kelompok penyusunnya, Kelompok Transportasi di Kota Manado memberikan andil inflasi terbesar yaitu 1,25 persen (mtm).
Komoditas yang mendorong inflasi dari kelompok tersebut adalah bensin, angkutan dalam kota dengan andil 0,31 persen (mtm), angkutan udara dengan andil 0,02 persen (mtm), dan solar dengan andil 0,01 persen (mtm).
Menyikapi adanya penyesuaian harga BBM, Pemerintah Kota Manado telah menetapkan adanya kenaikan sebesar 20 persen pada angkutan dalam kota melalui Keputusan Walikota Manado No.235/KEP/D-17/Perhub/2022.
“Meski demikian, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau di Manado memberikan andil deflasi sehingga dapat menahan peningkatan tekanan inflasi bulan September 2022,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat, Selasa (4/10/2022).
Beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabai rawit masih menunjukkan penurunan harga karena terpenuhinya stok seiring dengan adanya periode panen dengan total andil -0,21 persen (mtm).
Di sisi Iain, komoditas perikanan seperti ikan malalugis, ikan selar/tude, ikan tindarung, tuna, dan bubara memberikan tekanan inflasi total sebesar 0,15 persen (mtm) selain komoditas telur ayam ras, air kemasan, dan tomat yang juga mencatatkan kenaikan harga.
Pada bulan Oktober 2022, kenaikan harga beberapa komoditas Iainnya akibat meningkatnya biaya energi diperkirakan masih akan terjadi baik karena peningkatan biaya produksi ataupun distribusi.
Di samping itu, mulai terlihatnya peningkatan harga komoditas perikanan di bulan September diperkirakan masih akan berlanjut.
Namun, Arbonas mengatakan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berkoordinasi agar berbagai faktor yang menunjukkan tanda-tanda kenaikan yang signifikan dapat teratasi.
”Masih terjaganya pasokan dan harga komoditas volatile food juga masih dapat menahan laju inflasi dalam jangka pendek,” kata Arbonas.
(***/srisurya)