Tahuna — Keindahan hutan Mangrove (Bakau) ditengah-tengah Kota Tahuna sungguh sangat mempesona.
Hutan Bakau yang terletak diantara Kelurahan Soataloara I dan Soataloara II sampai dekat Pasar Towo, berfungsi sebagai paru-paru kota Tahuna.
Hutan Bakau selain berfungsi sebagai Paru-paru Kota, juga menjadi tempat berkembangbiak berbagai jenis unggas.
Tapi sangat disayangkan, masih kurang kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga dan melestarikan kawasan hutan bakau. Banyak sampah rumah tangga dilokasinya hutan mongrove.
“Perlu ada sinergitas antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove ditengah Kota Tahuna. Syukur akar bakau menjadi filter alami terhadap sampah-sampah rumah tangga yang dibuang masyarakat, sehingga sampah tersebut tidak sampai ke laut,” ungkap Handry Barik, warga yang tinggal dekat hutan Bakau, tepatnya di Kelurahan Soataloara II kepada BeritaManado.com, Kamis (21/6/2018).
Handry Barik, saat ini menjabat Camat Siau Tengah Kabupaten Sitaro, mengembangkan tanaman yang disebut dalam bahasa daerah Sangihe Lintakube di pohon Bakau.
“Lintakube dipercaya sebagai obat herbal yang sangat mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Lintakube juga dipercaya akan mempercepat proses berjalan bagi anak yang sudah waktunya berjalan tapi masih belum bisa berjalan dengan cara daun Lintakube ditempel pada lutut si anak,” pungkas Handry Barik.
(JonesMamitoho)
Tahuna — Keindahan hutan Mangrove (Bakau) ditengah-tengah Kota Tahuna sungguh sangat mempesona.
Hutan Bakau yang terletak diantara Kelurahan Soataloara I dan Soataloara II sampai dekat Pasar Towo, berfungsi sebagai paru-paru kota Tahuna.
Hutan Bakau selain berfungsi sebagai Paru-paru Kota, juga menjadi tempat berkembangbiak berbagai jenis unggas.
Tapi sangat disayangkan, masih kurang kesadaran masyarakat sekitar untuk menjaga dan melestarikan kawasan hutan bakau. Banyak sampah rumah tangga dilokasinya hutan mongrove.
“Perlu ada sinergitas antara pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove ditengah Kota Tahuna. Syukur akar bakau menjadi filter alami terhadap sampah-sampah rumah tangga yang dibuang masyarakat, sehingga sampah tersebut tidak sampai ke laut,” ungkap Handry Barik, warga yang tinggal dekat hutan Bakau, tepatnya di Kelurahan Soataloara II kepada BeritaManado.com, Kamis (21/6/2018).
Handry Barik, saat ini menjabat Camat Siau Tengah Kabupaten Sitaro, mengembangkan tanaman yang disebut dalam bahasa daerah Sangihe Lintakube di pohon Bakau.
“Lintakube dipercaya sebagai obat herbal yang sangat mujarab untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Lintakube juga dipercaya akan mempercepat proses berjalan bagi anak yang sudah waktunya berjalan tapi masih belum bisa berjalan dengan cara daun Lintakube ditempel pada lutut si anak,” pungkas Handry Barik.
(JonesMamitoho)