Manado – Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Robert Wolter Monginsidi yang bekerjasama dengan Detasemen Kesehatan Wilayah TNI dalam kegiatan Donor Darah, Rabu (26/9) di Aula Akademi Keperawatan R.S. Monginsidi, berhasil menghimpun 304 kantong darah segar sebagai salah satu rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2012.
Selaku Koordinator kegiatan Donor Darah, Dandenkesyah Letkol CKM dr. Benny
Untu menyatakan bahwa kegiatan donor darah ini hendaknya menjadi momen
untuk menggugah kesadaran betapa berharganya darah sehat dari para pendonor bagi mereka yang membutuhkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa sama sekali tidak ada ruginya bagi seluruh prajurit TNI untuk mendonorkan darahnya. Selain atas nama kemanusiaan, donor darah juga baik untuk kesehatan, yakni berfungsi untuk memperbarui sel-sel darah merah.
Sebagaimana jamak diketahui dari berbagai pemberitaan di media massa bahwa
saat ini di berbagai rumah sakit, tidak hanya di Manado saja tetapi juga di
seluruh pelosok nusantara, masih kekurangan darah segar untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Sehingga tak jarang keluarga pasien harus pontang panting
mencari darah segar sendiri, baik melalui PMI maupun mencari orang yang
sanggup untuk mendonorkan darahnya demi kebutuhan transfusi darah pasien.
Saat dimintai tanggapannya terkait keluhan banyak orang akan mahalnya biaya
transfusi darah sehingga terkadang muncul anggapan atau kecurigaan bahwa
darah hasil donor tersebut sengaja dijual, dr. Untu menjelaskan bahwa darah
yang diperoleh dari para prajurit TNI tersebut sama sekali tidak dijual. Biaya sekitar 250 ribu rupiah yang harus dibayar pasien murni hanya untuk
membiayai pemeriksaan kesehatan dan kelayakan darah serta penyimpanannya di blood bank box (bank darah).
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa darah dari para sukarelawan pendonor
tidak boleh langsung digunakan untuk transfusi darah, tetapi harus melalui
proses pemeriksaan darah yang cermat, khususnya untuk memastikan bahwa
darah tersebut benar-benar memenuhi syarat higienis dan tidak
terkontaminasi penyakit berbahaya. Dan biaya pemeriksaan darah secara
menyeluruh ini juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, bisa mencapai
200-an ribu rupiah. Belum lagi biaya pembelian blood bank box yang
harganya bisa mencapai ratusan rupiah.
Kepada ratusan prajurit TNI dari ketiga matra: Angkatan Darat, Laut, dan
Udara, serta PNS dan siswa Akpar R.S. Monginsidi, atas nama Tentara
Nasional Indonesia, dr. Untu menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas
kerelaan untuk saling membantu kepada sesama umat manusia. “Mudah-mudahan setiap tetes darah yang disumbangkan tersebut dapat benar-benar membantu bagi siapa saja yang membutuhkan dan semoga juga menjadi amal perbuatan ibadah kita semua selama hidup di dunia,” ujar dr Untu. (Penrem 131/Santiago/edit jry)
Manado – Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Robert Wolter Monginsidi yang bekerjasama dengan Detasemen Kesehatan Wilayah TNI dalam kegiatan Donor Darah, Rabu (26/9) di Aula Akademi Keperawatan R.S. Monginsidi, berhasil menghimpun 304 kantong darah segar sebagai salah satu rangkaian kegiatan memperingati HUT ke-67 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang jatuh pada tanggal 5 Oktober 2012.
Selaku Koordinator kegiatan Donor Darah, Dandenkesyah Letkol CKM dr. Benny
Untu menyatakan bahwa kegiatan donor darah ini hendaknya menjadi momen
untuk menggugah kesadaran betapa berharganya darah sehat dari para pendonor bagi mereka yang membutuhkan. Lebih lanjut dikatakan bahwa sama sekali tidak ada ruginya bagi seluruh prajurit TNI untuk mendonorkan darahnya. Selain atas nama kemanusiaan, donor darah juga baik untuk kesehatan, yakni berfungsi untuk memperbarui sel-sel darah merah.
Sebagaimana jamak diketahui dari berbagai pemberitaan di media massa bahwa
saat ini di berbagai rumah sakit, tidak hanya di Manado saja tetapi juga di
seluruh pelosok nusantara, masih kekurangan darah segar untuk memenuhi
kebutuhan pasien. Sehingga tak jarang keluarga pasien harus pontang panting
mencari darah segar sendiri, baik melalui PMI maupun mencari orang yang
sanggup untuk mendonorkan darahnya demi kebutuhan transfusi darah pasien.
Saat dimintai tanggapannya terkait keluhan banyak orang akan mahalnya biaya
transfusi darah sehingga terkadang muncul anggapan atau kecurigaan bahwa
darah hasil donor tersebut sengaja dijual, dr. Untu menjelaskan bahwa darah
yang diperoleh dari para prajurit TNI tersebut sama sekali tidak dijual. Biaya sekitar 250 ribu rupiah yang harus dibayar pasien murni hanya untuk
membiayai pemeriksaan kesehatan dan kelayakan darah serta penyimpanannya di blood bank box (bank darah).
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa darah dari para sukarelawan pendonor
tidak boleh langsung digunakan untuk transfusi darah, tetapi harus melalui
proses pemeriksaan darah yang cermat, khususnya untuk memastikan bahwa
darah tersebut benar-benar memenuhi syarat higienis dan tidak
terkontaminasi penyakit berbahaya. Dan biaya pemeriksaan darah secara
menyeluruh ini juga memerlukan biaya yang tidak sedikit, bisa mencapai
200-an ribu rupiah. Belum lagi biaya pembelian blood bank box yang
harganya bisa mencapai ratusan rupiah.
Kepada ratusan prajurit TNI dari ketiga matra: Angkatan Darat, Laut, dan
Udara, serta PNS dan siswa Akpar R.S. Monginsidi, atas nama Tentara
Nasional Indonesia, dr. Untu menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas
kerelaan untuk saling membantu kepada sesama umat manusia. “Mudah-mudahan setiap tetes darah yang disumbangkan tersebut dapat benar-benar membantu bagi siapa saja yang membutuhkan dan semoga juga menjadi amal perbuatan ibadah kita semua selama hidup di dunia,” ujar dr Untu. (Penrem 131/Santiago/edit jry)