Manado – ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 menilai kemudahan mendapatkan barang-barang melalui online adalah suatu keniscayaan.
Semakin lama hal ini tentunya menjadi gaya hidup masyarakat digital, konsumen umumnya diuntungkan karena memotong banyak mata rantai perantara sehingga harga bisa menjadi lebih murah.
Tetapi untuk konsumen tentu harus tetap menjaga antara keinginan dan kebutuhan, karena kebutuhan sesungguhnya terbatas, sementara keinginan tak terbatas.
“Jadi pintar-pintar memilih barang, apapun itu sebaiknya disesuaikan kebutuhan saja. Umumnya barang-barang yang ada di rumah hanya kisaran 30% yang dipakai secara maksimal, sementara yang 70 % tidak terpakai,” sambung Denny Tewu.
Pandangan Doktor Manajemen Bisnis Akuntansi ini terkait Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang merupakan kegiatan tahunan dan diselenggarakan bersama oleh berbagai e-Commerce di Indonesia pada 12 Desember 2018 dengan dukungan dari sejumlah mitra.
Harbolnas kini telah menginjak tahun keenam, dengan lebih dari 250 e-Commerce yang berpartisipasi.
Saran dia lagi untuk konsumen belilah barang sesuai kebutuhan, dan beri penilaian atas transaksi yang dilakukan sehingga pembeli lain bisa menjadikan kita referensi apakah transaksi berjalan lancar sesuai antara yang ditawarkan dengan yang didapatkan, atau ada masalah tertentu. Jadi konsumen online perlu ada persatuan untuk menilai para penjual online di market.
“Belanja online semakin lama akan semakin marak, hal ini tidak bisa dibendung, justru pemerintah perlu membuat regulasi-regulasi yang bisa menjamin keamanan bertransaksi secara online tersebut,” tambah Dosen Magister Manajemen UKI ini .
Denny menyoroti pula bahwa generasi milineal sudah banyak yang berbisnis online, mereka tahu bagaimana mendapatkan keuntungan dari kemajuan dunia digital, bahkan mereka bisa mendapatkan dana yang banyak saperti para youtuber, atau facebooker dan lain-lain.
“Justru mereka yang perlu diawasi agar mereka tahu memanfaatkan uangnya, karena kalau tidak siap mental, dana-dana yang besar itu bisa saja disalahgunakan utk hal-hal yang tidak baik kedepan,” tutupnya mengingatkan.
(***/PaulMoningka)
Manado – ML Denny Tewu, calon DPD RI 2019-2024 menilai kemudahan mendapatkan barang-barang melalui online adalah suatu keniscayaan.
Semakin lama hal ini tentunya menjadi gaya hidup masyarakat digital, konsumen umumnya diuntungkan karena memotong banyak mata rantai perantara sehingga harga bisa menjadi lebih murah.
Tetapi untuk konsumen tentu harus tetap menjaga antara keinginan dan kebutuhan, karena kebutuhan sesungguhnya terbatas, sementara keinginan tak terbatas.
“Jadi pintar-pintar memilih barang, apapun itu sebaiknya disesuaikan kebutuhan saja. Umumnya barang-barang yang ada di rumah hanya kisaran 30% yang dipakai secara maksimal, sementara yang 70 % tidak terpakai,” sambung Denny Tewu.
Pandangan Doktor Manajemen Bisnis Akuntansi ini terkait Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang merupakan kegiatan tahunan dan diselenggarakan bersama oleh berbagai e-Commerce di Indonesia pada 12 Desember 2018 dengan dukungan dari sejumlah mitra.
Harbolnas kini telah menginjak tahun keenam, dengan lebih dari 250 e-Commerce yang berpartisipasi.
Saran dia lagi untuk konsumen belilah barang sesuai kebutuhan, dan beri penilaian atas transaksi yang dilakukan sehingga pembeli lain bisa menjadikan kita referensi apakah transaksi berjalan lancar sesuai antara yang ditawarkan dengan yang didapatkan, atau ada masalah tertentu. Jadi konsumen online perlu ada persatuan untuk menilai para penjual online di market.
“Belanja online semakin lama akan semakin marak, hal ini tidak bisa dibendung, justru pemerintah perlu membuat regulasi-regulasi yang bisa menjamin keamanan bertransaksi secara online tersebut,” tambah Dosen Magister Manajemen UKI ini .
Denny menyoroti pula bahwa generasi milineal sudah banyak yang berbisnis online, mereka tahu bagaimana mendapatkan keuntungan dari kemajuan dunia digital, bahkan mereka bisa mendapatkan dana yang banyak saperti para youtuber, atau facebooker dan lain-lain.
“Justru mereka yang perlu diawasi agar mereka tahu memanfaatkan uangnya, karena kalau tidak siap mental, dana-dana yang besar itu bisa saja disalahgunakan utk hal-hal yang tidak baik kedepan,” tutupnya mengingatkan.
(***/PaulMoningka)