Manado – Harga cengkih kering di pasaran terus turun. Bahkan Rabu (12/8/2015) hari ini, harga coklat emas ini sudah menyentuh harga Rp86.000 per kilogram.
Masyarakat petani menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan acuh terhadap penurunan harga cengkih. Masyarakat berharap ada langkah-langkah strategis yang ditempuh pemerintah.
“Kalau ditanya pasti ditanya hukum ekonomi, suplai lebih banyak dari kebutuhan. Mestinya pemerintah juga bisa membantu petani misalnya melakukan pengawasan ketat terhadap pengusaha pengumpul. Diduga mereka ini menyimpan sehingga harga bisa dikendalikan”, tutur Estefanus Paat, petani cengkih warga Rumengkor kepada beritamanado.com, Rabu siang.
Sebelumnya pada rapat paripurna di DPRD Sulut, Senin (10/8/2015) lalu, Gubernur Sinyo Harry Sarundajang menyentil dua komoditi andalan Sulut yakni kopra dan cengkih yang mengalami penurunan harga jual.
Sarundajang bahkan menyebut Wenny Lumentut, Wakil ketua DPRD Sulut yang juga pengusaha cengkih gagal menjaga harga cengkih.
“Harga kelapa anjlok, apalagi harga cengkih yang tidak bisa ditahan oleh bapak Wenny Lumentut, wakil ketua kita. Petani cengkih sedang mencari bapak Lumentut, mereka bertanya kenapa terjadi begini,” terang Sarundajang. (jerrypalohoon)
Manado – Harga cengkih kering di pasaran terus turun. Bahkan Rabu (12/8/2015) hari ini, harga coklat emas ini sudah menyentuh harga Rp86.000 per kilogram.
Masyarakat petani menyesalkan sikap pemerintah yang terkesan acuh terhadap penurunan harga cengkih. Masyarakat berharap ada langkah-langkah strategis yang ditempuh pemerintah.
“Kalau ditanya pasti ditanya hukum ekonomi, suplai lebih banyak dari kebutuhan. Mestinya pemerintah juga bisa membantu petani misalnya melakukan pengawasan ketat terhadap pengusaha pengumpul. Diduga mereka ini menyimpan sehingga harga bisa dikendalikan”, tutur Estefanus Paat, petani cengkih warga Rumengkor kepada beritamanado.com, Rabu siang.
Sebelumnya pada rapat paripurna di DPRD Sulut, Senin (10/8/2015) lalu, Gubernur Sinyo Harry Sarundajang menyentil dua komoditi andalan Sulut yakni kopra dan cengkih yang mengalami penurunan harga jual.
Sarundajang bahkan menyebut Wenny Lumentut, Wakil ketua DPRD Sulut yang juga pengusaha cengkih gagal menjaga harga cengkih.
“Harga kelapa anjlok, apalagi harga cengkih yang tidak bisa ditahan oleh bapak Wenny Lumentut, wakil ketua kita. Petani cengkih sedang mencari bapak Lumentut, mereka bertanya kenapa terjadi begini,” terang Sarundajang. (jerrypalohoon)