Bitung—Momen Hari Pendidikan Nasional (Hardinas) tahun 2012 yang diperingati Rabu (2/4) di halaman Kantor Walikota dijadikan ajang promosi Bank Sulut. Dimana dalam upacara bendera, Bank Sulut diberi kesempatan untuk memberikan laporan serta memperkenalkan sejumlah fasilitas yang dimiliki.
Akibatnya upacara yang dari awalnya berjalan penuh khidmat menjadi riuh dengan suara-suara para peserta upacara mengobrol. Seakan memprotes susunan acara yang menyelipkan Bank Sulut dalam upacara tersebut, padahal acara inti belum selesai.
“Otomatis Hardiknas ini hanya seremonial semata dan kehilangan makna, malah kini mulai dijadikan ajang promosi Bank Sulut,” keluh salah satu peserta upacara.
Ia sendiri mengaku tidak keberatan jika dalam acara yang dianggap sakral bapi para guru tersebut ada acara lain yang disisip. Namun harusnya sesudah acara inti, yakni sambutan walikota kemudian disisip acara lain.
“Ini menandakan Pemkot Bitung lebih mementingkan Bank Sulut daripada makna Hardiknas itu sendiri. Jadi tahun ini upacara Hardiknas terkesan upacaranya Bank Sulut,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kasubah Humas, Erwin Kontu mengatakan penyisipan launching kartu pegawai elektronik (KPE) dari Bank Sulut tidak menyalahi aturan. Karena KPE merupakan program dari Badan Kepegawain Negara yang bekerjasama dengan Bank Sulut.
“Itu tidak menyalahi aturan, toh juga KPE masih ada kaitannya dengan pegawai. Termasuk juga dalam susunan acara tidak menyalahi aturan karena semua rangkaian kegiatan harus diakhiri dengan sambutan bukan malah sebaliknya,” jelas Kontu.(en)