Oleh Vian Walintukan,
Ketua Harian Partai Golkar Manado.
Partai Golkar (PG) tetap memegang teguh keputusan organisasi, sebab itulah Konstitusi sebuah organisasi.
Airlangga Hartarto (AH) masih tetap Figur terbaik Partai Golkar untuk diusung sebagai Presiden.
Hal ini juga diperkuat “dukungan” Joko Widodo sesuai dengan kondisi politik Indonesia yang tampak akhir-akhir ini dengan adanya Koalisi besar.
Oleh karenanya, Aura Kepemimpinan Politik yang ditunjukkan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, sangat berimbas kepada kekuatan politik PG di daerah.
Di sisi lain, Sulawesi Utara saat ini juga tetap masih mengusung Srikandi terbaik PG, Ketua Christiany Eugenia Paruntu (CEP).
Sampai saat ini CEP masih dirindukan memimpin Sulut One, apalagi pilar saat ini tidak ada incumbent (petahana,red).
Konstalasi Politik, baik ditingkat nasional maupun provinsi tentu berimbas untuk Kota Manado pada Khususnya.
Di mana Ketua PG Manado adalah Figur yang Fenomenal, serta Panglima Baru Partai Golkar Kota Manado.
Kalau dulu ada kekuatan Politik di Manado yang begitu Spektakuler Panglima (Imba,red), maka Panglima Baru Golkar saat ini identik dengan pola dan gaya, kebaikan dan pengertian, pemberani dan memiliki ketegasan membela dan menjawab apa yang dirindukan masyarakat Kota Manado.
Jadi popularitas Panglima baru dengan gaya yang sama karena sama-sama terlahir dari riwayat kehidupan dari bawah dan menjadi orang sukses.
Nama juga tidak jauh berbeda “TEBA” (sebutan Maikel Damapolii, Ketua PG dan Panglima baru bagi masyarakat Kota Manado).
Jadi ingat di 2024, jika masyarakat yang merindukan gaya kepemimpinan Panglima IMBA itu ada dan jelas nampak pada Panglima Baru TEBA.
Golkar Berikan yang Nyata,
Suara Golkar Suara Rakyat.
(***)