Bitung – Kegiatan Deglarasi Kampanye Damai dan Kirab/kanaval menyongsong Pemilu Legislatif Tahun 2014 yang digelar KPU Kota Bitung di Stadion Dua Sudara Manembo-nembo sempat diwarnai protes dari sejumlah pengurus Parpol peserta Pemilu 2014. Dimana Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai KPU Kota Bitung pilih kasih dan lebih memprioritaskan Parpol lain yang dianggap lebih dikenal.
“Undangan jam 2 untuk hadir mengikuti acara ini. Sebelum jam 2 kami sudah ada diareal stadion, tapi kenapa kami tidak diijinkan untuk masuk,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bitung, Karel Tumuyu, Sabtu (15/3/2014).
Sedangkan Parpol lain kata dia, diijinkan KPU untuk masuk lokasi stadion bersama kendaraan yang akan digunakan mengikuti konvoi kapanye damai. “Coba bayangkan, masak ketua partai kami harus berjalan kaki sekian kilo meter menuju lokasi, sedangkan partai lain menggunakan kendaraan menuju lokasi start,” katanya dengan nada tinggi.
Tumuyu menilai, KPU Kota Bitung harusnya memiliki rasa salingan menghormati dengan ketua-ketua partai peserta Pemilu. Jangan seenanknya memperlakukan pengurus partai sesuka hati dan memilih-milih mana pengurus partai yang diprioritaskan dan mana yang tidak.
“Harus saling menghormati dong, kami sudah on time memenuhi undangan tapi malah tak diijinkan masuk. Padahal kami sudah bermohon agar satu kendaraan saja yang diijinkan masuk untuk mengantar ketua kami tapi tetap tak diijinkan,” katanya.
Salah satu kader DPD Partai Golkar Kota Bitung lainnya, Herman David menilai KPU Kota Bitung mulai melakukan cara-cara curang. Ini terlihat dari partai lain yang diberi keleluasaan masuk lokasi start kampanye damai, sedangkan partainnya tak diijinkan tanpa alasan yang jelas.
“Bagaimana Pemilu akan berjalan lancar jika baru begini KPU Kota Bitung sudah pilih kasih,” kata David.
Sementara itu, salah satu kader PKS Kota Bitung, Hernanto Dai memprotes tindakan KPU Kota Bitung yang tak mampu mengatur jumlah kendaraan yang ikut kampanye damai sesuai kesepakatan. “Dua kali pertemuan disepakati tiap partai hanya bisa membawa delapan kendaraan roda empat, tapi kenyataannya lokasi yang disiapkan untuk kami hanya cukup untuk satu kendaraan,” kata Dai.
Dai mengatakan, KPU tak mampu mengatur kegiatan tersebut sehingga ada partai lain yang membawa kendaraan melebihi jumlah yang telah disepakati. “Percuma dong kita melakukan pertemuan selama ini, buktinya KPU tak bisa berbuat tegas menindak partai yang membawa kendaaraan lebih dari delapan unit,” katanya.
Ketua KPU Kota Bitung, Sammy Rumamby menyatakan insiden tersebut hanyalah miskomunikasi saja. Mengingat sebelum pelaksanaan kampanye damai, jajaran Polres menggelar apel pasukan pengamanan Pemilu 2014 yang dilaksanakan dilokasi yang bersamaan.
“Ketika apel pasukan akan dimulai, kami sengaja menghentikan semua kendaraan milik Parpol yang akan masuk stadion sampai apel selesai. Bukan berarti ada kendaraan parpol yang tak diijinkan atau diijinkan masuk,” kata Rumamby.
Apalagi kata Rumamby, acara apel gelar pasukan tak ada hubungannya dengan kegiatan kampanye damai yang harus diikuti pengurus atau Caleg dari tiap Parpol peserta Pemilu. “Undangankan untuk menghadiri kampanye damai, bukan acara gelar pasukan. Toh setelah gelar pasukan selesai semua kendaraan Parpol yang belum ada kami masukkan semua ke stadion,” katanya.(abinenobm)
Bitung – Kegiatan Deglarasi Kampanye Damai dan Kirab/kanaval menyongsong Pemilu Legislatif Tahun 2014 yang digelar KPU Kota Bitung di Stadion Dua Sudara Manembo-nembo sempat diwarnai protes dari sejumlah pengurus Parpol peserta Pemilu 2014. Dimana Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai KPU Kota Bitung pilih kasih dan lebih memprioritaskan Parpol lain yang dianggap lebih dikenal.
“Undangan jam 2 untuk hadir mengikuti acara ini. Sebelum jam 2 kami sudah ada diareal stadion, tapi kenapa kami tidak diijinkan untuk masuk,” kata Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Bitung, Karel Tumuyu, Sabtu (15/3/2014).
Sedangkan Parpol lain kata dia, diijinkan KPU untuk masuk lokasi stadion bersama kendaraan yang akan digunakan mengikuti konvoi kapanye damai. “Coba bayangkan, masak ketua partai kami harus berjalan kaki sekian kilo meter menuju lokasi, sedangkan partai lain menggunakan kendaraan menuju lokasi start,” katanya dengan nada tinggi.
Tumuyu menilai, KPU Kota Bitung harusnya memiliki rasa salingan menghormati dengan ketua-ketua partai peserta Pemilu. Jangan seenanknya memperlakukan pengurus partai sesuka hati dan memilih-milih mana pengurus partai yang diprioritaskan dan mana yang tidak.
“Harus saling menghormati dong, kami sudah on time memenuhi undangan tapi malah tak diijinkan masuk. Padahal kami sudah bermohon agar satu kendaraan saja yang diijinkan masuk untuk mengantar ketua kami tapi tetap tak diijinkan,” katanya.
Salah satu kader DPD Partai Golkar Kota Bitung lainnya, Herman David menilai KPU Kota Bitung mulai melakukan cara-cara curang. Ini terlihat dari partai lain yang diberi keleluasaan masuk lokasi start kampanye damai, sedangkan partainnya tak diijinkan tanpa alasan yang jelas.
“Bagaimana Pemilu akan berjalan lancar jika baru begini KPU Kota Bitung sudah pilih kasih,” kata David.
Sementara itu, salah satu kader PKS Kota Bitung, Hernanto Dai memprotes tindakan KPU Kota Bitung yang tak mampu mengatur jumlah kendaraan yang ikut kampanye damai sesuai kesepakatan. “Dua kali pertemuan disepakati tiap partai hanya bisa membawa delapan kendaraan roda empat, tapi kenyataannya lokasi yang disiapkan untuk kami hanya cukup untuk satu kendaraan,” kata Dai.
Dai mengatakan, KPU tak mampu mengatur kegiatan tersebut sehingga ada partai lain yang membawa kendaraan melebihi jumlah yang telah disepakati. “Percuma dong kita melakukan pertemuan selama ini, buktinya KPU tak bisa berbuat tegas menindak partai yang membawa kendaaraan lebih dari delapan unit,” katanya.
Ketua KPU Kota Bitung, Sammy Rumamby menyatakan insiden tersebut hanyalah miskomunikasi saja. Mengingat sebelum pelaksanaan kampanye damai, jajaran Polres menggelar apel pasukan pengamanan Pemilu 2014 yang dilaksanakan dilokasi yang bersamaan.
“Ketika apel pasukan akan dimulai, kami sengaja menghentikan semua kendaraan milik Parpol yang akan masuk stadion sampai apel selesai. Bukan berarti ada kendaraan parpol yang tak diijinkan atau diijinkan masuk,” kata Rumamby.
Apalagi kata Rumamby, acara apel gelar pasukan tak ada hubungannya dengan kegiatan kampanye damai yang harus diikuti pengurus atau Caleg dari tiap Parpol peserta Pemilu. “Undangankan untuk menghadiri kampanye damai, bukan acara gelar pasukan. Toh setelah gelar pasukan selesai semua kendaraan Parpol yang belum ada kami masukkan semua ke stadion,” katanya.(abinenobm)