Blitar – Disela-sela Kongres GMNI ke XVIII di Blitar Jawa Timur, DPC GMNI Aceh Tengah mengumpulkan tanda tangan seluruh cabang se-Indonesia dengan tujuan menolak Qonum Bendera Aceh sebagai lambang daereh.
“Ini merupakan sikap penolakan kami terhadap pemerintah Aceh yang akan mensahkan lambang bendera tersebut,” ujar Aramiko Aritonang, Ketua DPC GMNI Aceh Tengah.
Menurut Aritonang, sampai kapanpun GMNI Aceh akan terus menolak penetapan Qonum. Karena menurutnya, pemerintah Aceh sangat tidak Pancasilais karena disetujuinya Qonum sama dengan ada negara didalam negara.
Senada dikatakan delegasi Sulut, apa yang dilakukan GMNI Aceh patut didukung. “Sebagai kader GMNI yang membela Pancasila sampai akhir hayat kami mendukung penuh usaha teman kami dari Aceh,” ujar Edwin Tumurang Ketua GMNI Bitung yang turut didampingi Ketua GMNI Minahasa Utara, Audy Kalumata.
Aksi tanda tangan tersebut ditanda-tangani seluruh cabang GMNI se-Indonesia secara spontanitas karena dianggap telah melanggar kadaulatan RI.(enk)
Blitar – Disela-sela Kongres GMNI ke XVIII di Blitar Jawa Timur, DPC GMNI Aceh Tengah mengumpulkan tanda tangan seluruh cabang se-Indonesia dengan tujuan menolak Qonum Bendera Aceh sebagai lambang daereh.
“Ini merupakan sikap penolakan kami terhadap pemerintah Aceh yang akan mensahkan lambang bendera tersebut,” ujar Aramiko Aritonang, Ketua DPC GMNI Aceh Tengah.
Menurut Aritonang, sampai kapanpun GMNI Aceh akan terus menolak penetapan Qonum. Karena menurutnya, pemerintah Aceh sangat tidak Pancasilais karena disetujuinya Qonum sama dengan ada negara didalam negara.
Senada dikatakan delegasi Sulut, apa yang dilakukan GMNI Aceh patut didukung. “Sebagai kader GMNI yang membela Pancasila sampai akhir hayat kami mendukung penuh usaha teman kami dari Aceh,” ujar Edwin Tumurang Ketua GMNI Bitung yang turut didampingi Ketua GMNI Minahasa Utara, Audy Kalumata.
Aksi tanda tangan tersebut ditanda-tangani seluruh cabang GMNI se-Indonesia secara spontanitas karena dianggap telah melanggar kadaulatan RI.(enk)