Manado – Hajatan ‘Merajut Indonesia’ merupakan kegiatan nasional yang menonjolkan 4 pilar kebangsaan telah tuntas pelaksanaannya di pulau terluar Miangas. Sayangnya kegiatan yang digagas Kementrian Pemuda dan Olahraga ini menuai cela.
Selain dinilai tidak tersosialisasi, elemen pemuda Talaud merasa tidak dilibatkan dalam iven ini. Ketua Generasi Muda Merah Putih RI, Kabupaten Talaud, Harto Kamila, mengatakan tidak mengetahui bahkan tidak dilibatkan sama sekali pada iven nasional Merajut Indonesia.
Hal ini disampaikan Kamila, karena Pemerintah Provinsi Sulut maupun Pemkab Talaud, dinilai kurang melakukan sosialisasi.
“Kami sebagai Germud Talaud merasa sangat tersinggung. Mengapa tidak, ini kegiatan pemuda dilaksanakan di daerah kami. Tetapi kami sama sekali dilibatkan. Jangankan dilibatkan, mengetahui saja kegiatan ini tidak sama sekali,” ketusnya.
Ia kemudian menilai, secara substansial, pelaksanaan kegiatan Merajut Indonesia di Miangas telah gagal. “Penyelenggara, baik Kementerian Pemuda dan Olah raga maupun Pemprov Sulut gagal melaksanakan, karena tidak mensosialisasikan dengan baik ke masyarakat serta tidak melibatkan elemen pemuda yang justru eksis di perbatasan,” ujarnya.
Sorotan lain disampaikan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulut. Dimana, IJTI Sulut menyesalkan karena tidak diberi akses untuk meliput kegiatan Merajut Indonesia di Miangas.
“Kabag Humas Pemprov Sulut selain tidak mengakomodir kami dalam peliputan, akses informasi untuk kegiatan ini juga tidak diberikan,” kata Ketua IJTI Sulut, Amanda Komaling, Selasa (21/5) kepada sejumlah wartawan di kantor Gubernur Sulut.
Untuk itu, wartawan salah satu televisi nasional ini, meminta Gubernur SH Sarundajang untuk mengevaluasi kinerja staf yang tak cakap dalam mensosialisasikan pelaksanaan kegiatan Merajut Indonesia di Miangas ini.(jrp)
Manado – Hajatan ‘Merajut Indonesia’ merupakan kegiatan nasional yang menonjolkan 4 pilar kebangsaan telah tuntas pelaksanaannya di pulau terluar Miangas. Sayangnya kegiatan yang digagas Kementrian Pemuda dan Olahraga ini menuai cela.
Selain dinilai tidak tersosialisasi, elemen pemuda Talaud merasa tidak dilibatkan dalam iven ini. Ketua Generasi Muda Merah Putih RI, Kabupaten Talaud, Harto Kamila, mengatakan tidak mengetahui bahkan tidak dilibatkan sama sekali pada iven nasional Merajut Indonesia.
Hal ini disampaikan Kamila, karena Pemerintah Provinsi Sulut maupun Pemkab Talaud, dinilai kurang melakukan sosialisasi.
“Kami sebagai Germud Talaud merasa sangat tersinggung. Mengapa tidak, ini kegiatan pemuda dilaksanakan di daerah kami. Tetapi kami sama sekali dilibatkan. Jangankan dilibatkan, mengetahui saja kegiatan ini tidak sama sekali,” ketusnya.
Ia kemudian menilai, secara substansial, pelaksanaan kegiatan Merajut Indonesia di Miangas telah gagal. “Penyelenggara, baik Kementerian Pemuda dan Olah raga maupun Pemprov Sulut gagal melaksanakan, karena tidak mensosialisasikan dengan baik ke masyarakat serta tidak melibatkan elemen pemuda yang justru eksis di perbatasan,” ujarnya.
Sorotan lain disampaikan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulut. Dimana, IJTI Sulut menyesalkan karena tidak diberi akses untuk meliput kegiatan Merajut Indonesia di Miangas.
“Kabag Humas Pemprov Sulut selain tidak mengakomodir kami dalam peliputan, akses informasi untuk kegiatan ini juga tidak diberikan,” kata Ketua IJTI Sulut, Amanda Komaling, Selasa (21/5) kepada sejumlah wartawan di kantor Gubernur Sulut.
Untuk itu, wartawan salah satu televisi nasional ini, meminta Gubernur SH Sarundajang untuk mengevaluasi kinerja staf yang tak cakap dalam mensosialisasikan pelaksanaan kegiatan Merajut Indonesia di Miangas ini.(jrp)