Jakarta, BeritaManado.com — Geo Park Danau Tondano masih sebatas mimpi, namun hal itu bukan tidak mungkin menjadi kenyataan di masa yang akan datang.
Demikian secerca harapan Jack Tunewan yang dituangkan dalam bentuk tulisan oleh Bert Toar Polii kepada BeritaManado.com, Selasa (8/6/2021).
Bertempat di Mall Ambasador Jakarta, Berti Toar Polii semula niatnya adalah untuk memanjakan lidah dengan makanan khas Minahasa.
Namun secara kebetulan dirinya bertemu Jack Wira Tumewan, tuama Papakelan yang sudah lama berkomunikasi kewat WhatsApp, akan tetapi sesungguhnya secara fisik tidak saling kenal.
Jack Tumewan menggeluti usaha di bidang pariwisata serta aktif di berbagai organisasi profesi.
“Pagi hari beliau sempat membalas WA saya tentang pengembangan wisata Tondano tang perlu dukungan nyata pemerintah daerah. Hal itu kemudian menjadi topik pembicaraan kami berdua saat bertemu,” ujar Bert Polii.
Beruntung saat ini telah ada program revitalisasi Danau Tondano oleh Pemerintah Pusat dengan anggaran sebesar Rp. 1 Triliun.
Setelah dikembangkan diharapkan Danau Tondano dapat memberi stimulus berkembangnya ekonomi masyarakat di sekitar danau dan bahkan Kabupaten Minahasa serta Sulawesi Utara secara keseluruhan.
Permasalahannya, setelah revitalisasi apa program selanjutnya agar tujuan diatas bisa tercapai?
Menurut Jack panggilan akrabnya, ia punya mimpi untuk menjadikan Danau Tondano sebagai National Geo Park.
“Danau Tondano itu adalah danau yang menghidupi tanah Minahasa. Selain menghasilkan tanaman yang subur, juga banyak ikan yang langka dan hanya ada di Danau Tondano seperti ikan nike dan payangka. Selain itu, Danau Tondano juga merupakan sumber air alam yang baik . Daripada membangun waduk lagi, mari kita rawat yang sudah ada,” kata Jack Tumewan.
Di Indonesia ada enam Geo Park atau taman dunia yang sudah diakui oleh UNESCO, yaitu Danau Toba, Danau Rinjani Gunung Batur, Geo Park Nasional Ciletuh, Pelabuhan Ratu, Gunung Sewu dan kawasan Cadas Sangkulirang.
“Geo Park merupakan salah satu kawasan liburan yang sangat edukatif. Tak hanya melihat keindahan alam, namun bisa juga bisa belajar mengenai budaya, adat dan warisan budaya setempat. Kedepannya setelah pandemic covid-19, wisata alam akan menjadi pilihan para wisatawan karena selain sehat juga pastinya tidak terlalu mahal,” ungkap Jack kepada Bert Polii.
Dari keenam onjek wisata diatas, kecuali kawasan Cadas Sangkulirang semuanya ada di Danau Tondano dan sekitarnya.
Selain sebagai Geo Park, tuama enerjik ini menambahkan akan menjadikan pusat peradaban budaya Minahasa, pusat energi terbarukan, pusat taman bunga dunia dan pusat kuliner masyarakat Minahasa.
(***/Frangki Wullur)