Bandung, BeritaManado.com – Berdasarkan evaluasi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 1 September hingga 8 Oktober 2019, tingkat aktifitas Gunung Soputan turun dari level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada).
Hal ini sesuai dengan surat edaran Badan Geologi nomor 1557/45/BGL.V/2019 tertanggal 8 Oktober 2019.
Dalam surat edaran ini, evaluasi dan rekomendasi Badan Geologi menyebutkan bahwa aktifitas Gunung Soputan masih menunjukkan fluktuasi, belum stabil, dan masih berpotensi erupsi yang ditandai dengan masih terekamnya aktifitas guguran lava.
Namun demikian, rendahnya gempa vulkanik mengindikasikan adanya penurunan suplai magma dari kedalaman sehingga jika terjadi erupsi kemungkinan jangkauannya hanya berada di sekitar puncak dan lereng atas tengah tubuh gunung.
“Mengacu pada data pemantauan dan potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Soputan terkini, maka tingkat aktifitas Gunung Soputan diturunkan dari level III (Siaga) menjadi level II (Waspada), terhitung sejak 8 Oktober 2019 pukul 16.00 Wita,” ungkap Kepala Badan Geologi melalui Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Ir. Kasbani M.Sc yang tertuang dalam surat edaran tersebut.
Sementara dalam status level II (Waspada) ini, masyarakat di sekitar Gunung Soputan maupun pengunjung/wisatawan/pendaki direkomendasikan untuk tidak beraktifitas dalam radius 1,5 km dari puncak Gunung Soputan dan area sektoral sejauh 2,5 km dari puncak ke arah lereng barat daya.
Selanjutnya masyarakat yang bermukim/beraktifitas di sekitar Gunung Soputan agar senantiasa menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, untuk mengantisipasi hujan abu jika terjadi erupsi.
Sementara masyarakat yang bermukim/beraktifitas di sekitar bantaran sungai yang berhulu di sekitar Gunung Soputan juga direkomendasikan agar mewaspadai potensi aliran lahar, terutama ketika musim hujan.
Beberapa sungai tersebut diantaranya Sungai Ranowangko, Lawian, Popang, dan Londola Kelewahu.
Begitu juga dengan pemerintah daerah, BPBD Provinsi dan kabupaten/kota agar tetap berkoordinasi dengan pos pengamatan Gunung Soputan di Desa Silian Tiga, Minahasa Tenggara, atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung.
(jenlywenur)