Bitung, Beritamanado.com – Istilah perawat dan dokter di rumah sakit adalah garda terdepan melawan virus corona atau covid-19 kata Direktur RSUD Kota Bitung, dr Pitter Lumingkewas adalah istilah sangat keliru.
Menurutnya, jika rumah sakit dijadikan sebagai garda terdepan melawan corona maka angka kematian akibat wabah itu tidak bisa terhindarkan.
Penyampaian itu disuarakan Pitter lewat akun facebooknya dengan harapan seluruh lapisan masyarakat bisa bergandengan tangan melawan corona dan tidak bergantung ke rumah sakit.
“Perang Lawan Covid ?
Jangan harapkan Rumah Sakit jadi Garda Terdepan.
Rumah Sakit harus menjadi Benteng Pertahanan Terakhir.
Garda Terdepan yaitu yang memastikan TIDAK ADA ORANG POTENSI MENULAR dan TIDAK ADA ORANG POTENSI TERTULAR COVID-19.
Bagaimana caranya ?
Maksimalkan semua sumber daya, Peras semua sumber dana, geser proyek2an tdk hubungan, pangkas perjalanan dan Ikat semuanya dengan Aturan untuk setiap Person Rakyat tak terkecuali dan PASTIKAN…
Jangan tanggung, jangan setengah hati, jangan pandang enteng dan jangan ragu hanya oleh karena agar masyarakat tidak panik dan rakyat tidak sulit atau karena inilah celah untuk memperoleh panggung tapi bersatu dan jauhkan dari saling menyalahkan.
Masyarakat mesti taat…
RAKYAT MESTI MENDERITA…
Sekali anggap remeh, maka kami Rumah-Rumah Sakit akan menjadi Garda Terdepan.
Saat kami Rumah Sakit menjadi Garda Terdepan…maka semua organisasi, semua instansi, semua sumber daya, semua sumber dana dan semua tokoh-tokoh agama sekalipun hanya akan bisa membantu menyiapkan peti mati, menyiapkan perlengkapan acara pemakaman, menyediakan bantuan bagi keluarga yang ditinggalkan, menyediakan mobil jenazah serta membantu menangisi momentum yang telah lewat ini…
Disaat itulah “Penderitaan yang dihindari awalnya akan menjadi Penderitaan yang dirindukan saat nanti”.
…
Kecuali ada data yang menyampaikan bahwa PENDERITAAN di Negara Italia saat ini adalah HOAX…abaikan hal ini.
#suluthebat
#indonesiabisa
Tuhan Memberkati
dr. Pitter Lumingkewas, Direktur RSUD Manembo-nembo Bitung.
Bitung, 31 Maret 2020.”
(abinenobm)