MANADO – Dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai Negara Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan terbesar dunia tahun 2015, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Sulawesi Utara kini terus melakukan berbagai kegiatan terobosan, salah satunya adalah kegiatan Sosialisasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan di desa Likupang II Kecamatan Likupan Timur Kabupaten Minahasa Utara.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Utara Ir. Xandramaya Lalu, MSi, kegiatan tersebut dalam rangka mendukung gagasan kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang “Revolusi Biru” sebagai Grand Strategi. Menurut Xandramaya, revolusi biru adalah suatu perubahan orientasi dalam melihat, menyikapi peluang ekonomi yang sebelumnya adalah pendekatan daratan (kontinental) menjadi pendekatan kelautan (samudra).
Selanjutnya kata kepala dinas murah senyum itu revolusi biru dicanangkan KKP untuk memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, selain untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, serta untuk meningkatkan produktivitas, daya saing berbasis pengetahuan, memperluas akses pasar domestic dan internasional.
Strategi besar ini diharapkan akan adanya peningkatan produksi yang berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan, pembudidayaan, pengolah dan masyarakat pesisir. Produksi perikanan akan ditransformasi, bila sebelumnya mengutamakan perikanan tangkap sebagai tulang punggung maka kedepan diarahkan ke perikanan budidaya dengan tetap berpegang pada penerapan cara budidaya ikan yang baik sehingga memenuhi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai yang dipersyaratkan oleh pasar global.
Selanjutnya alumni Pascasarjana Unsrat ini mengatakan, peningkatan produksi perikanan budiaya akan ditempuh melalui pengembangan komoditas utama yaitu Rumput Laut, Nila, Mujair disamping komoditas lainnya seperti Lele, Patin, Kerapu, Kakap, , Gurami, Udang Windu dan Bandeng. Program Minapolitan juga akan dikembangkan di Sulut untuk mendukung peningkatan produksi baik perikanan budidaya maupun tangkap.
Sementara khusus menunjang program kegiatan pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Minahasa Utara, dialokasikan dana kegiatan yang bersumber dari APBN/Dekonsentrasi, APBD, TP dan DAK antara lain, Pengembangan Budidaya Laut, Payau dan Air Tawar, Pengembangan PPI Kema, Pemeliharaan TPI Likupang, Pengadaan Sarana Penangkapan Ikan, , Box Freezer, Pembangunan Dermaga Jety/Tambat Labuh, Jalan Kampung Pesisir, Pondok Wisata , Pemeliharaan TPI, serta Pengembangan Cluster Rumput Laut dan PNPM Mandiri.
Selanjutnya menurut Lalu, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, telah diserahkan paket perikanan tangkap sebanyak 7 paket motor Katinting pada 7 kelompok , 1 paket pada kelompok perempuan pesisir, 5 Paket Budidaya Rumput Laut, serta 1 paket pada kelompok masyarakat Pengawas. (joly lainawa)
MANADO – Dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai Negara Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan terbesar dunia tahun 2015, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Sulawesi Utara kini terus melakukan berbagai kegiatan terobosan, salah satunya adalah kegiatan Sosialisasi Pembangunan Kelautan dan Perikanan di desa Likupang II Kecamatan Likupan Timur Kabupaten Minahasa Utara.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Utara Ir. Xandramaya Lalu, MSi, kegiatan tersebut dalam rangka mendukung gagasan kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tentang “Revolusi Biru” sebagai Grand Strategi. Menurut Xandramaya, revolusi biru adalah suatu perubahan orientasi dalam melihat, menyikapi peluang ekonomi yang sebelumnya adalah pendekatan daratan (kontinental) menjadi pendekatan kelautan (samudra).
Selanjutnya kata kepala dinas murah senyum itu revolusi biru dicanangkan KKP untuk memperkuat kelembagaan dan SDM secara terintegrasi, selain untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, serta untuk meningkatkan produktivitas, daya saing berbasis pengetahuan, memperluas akses pasar domestic dan internasional.
Strategi besar ini diharapkan akan adanya peningkatan produksi yang berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan, pembudidayaan, pengolah dan masyarakat pesisir. Produksi perikanan akan ditransformasi, bila sebelumnya mengutamakan perikanan tangkap sebagai tulang punggung maka kedepan diarahkan ke perikanan budidaya dengan tetap berpegang pada penerapan cara budidaya ikan yang baik sehingga memenuhi jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai yang dipersyaratkan oleh pasar global.
Selanjutnya alumni Pascasarjana Unsrat ini mengatakan, peningkatan produksi perikanan budiaya akan ditempuh melalui pengembangan komoditas utama yaitu Rumput Laut, Nila, Mujair disamping komoditas lainnya seperti Lele, Patin, Kerapu, Kakap, , Gurami, Udang Windu dan Bandeng. Program Minapolitan juga akan dikembangkan di Sulut untuk mendukung peningkatan produksi baik perikanan budidaya maupun tangkap.
Sementara khusus menunjang program kegiatan pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Minahasa Utara, dialokasikan dana kegiatan yang bersumber dari APBN/Dekonsentrasi, APBD, TP dan DAK antara lain, Pengembangan Budidaya Laut, Payau dan Air Tawar, Pengembangan PPI Kema, Pemeliharaan TPI Likupang, Pengadaan Sarana Penangkapan Ikan, , Box Freezer, Pembangunan Dermaga Jety/Tambat Labuh, Jalan Kampung Pesisir, Pondok Wisata , Pemeliharaan TPI, serta Pengembangan Cluster Rumput Laut dan PNPM Mandiri.
Selanjutnya menurut Lalu, dalam rangka pemberdayaan masyarakat, telah diserahkan paket perikanan tangkap sebanyak 7 paket motor Katinting pada 7 kelompok , 1 paket pada kelompok perempuan pesisir, 5 Paket Budidaya Rumput Laut, serta 1 paket pada kelompok masyarakat Pengawas. (joly lainawa)