Palembang – Cerita seputar pelaksanaan Indonesian Youth Day (IYD) ke-2 yang dilaksanakan di Keuskupan Manado 1 – 6 Oktober 2016 lalu teryata belum usai. Meski seluruh kontingen sudah kembali ke daerah masing-masing, namun kenangan yang dialami masih sangat membekas di hati setiap peserta.
Seperti diungkapkan Albertus Dimas, salah satu anggota Orang Muda Katolik (OMK) asal Keuskupan Agung Palembang.
Kepada BeritaManado.com memori yang dialami saat Live In maupun acara puncak rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Secara khusus yang paling berkesan tentunya saat Live In bersama umat Wilayah Rohani St Matius Rasul. Selama kurang lebih tiga hari penuh, saya dan satu teman OMK hidup dan merasakan langsung bagaimana kehidupan umat di lokasi Live In. Intinya kami berdua merasa seperti punya keluarga sendiri,” katanya.
Bertepatan dengan dilaksanakannya Doa Rosario, Dimas dan dan rekannya Fransiskus juga turut serta dalam tradisi umat Katolik tersebut yang digilir di rumah-rumah umat.
Diakuinya, bahwa tampilnya anak-anak yang terlihat fasih berbicara dalam salah satu bagian proses doa rosario itu jadi pelajaran berharga.
Dimas juga mengakui bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan kehidupan umat di Wilayah Rohani St Matius Rasul.
Kehangatan yang dialami seperti di lingkungan keluarga sendiri diakuinya membuat dirinya sulit mengucapkan salam perpisahan, bahkan saat beberapa hari berada kembali Palembang.
“IYD Manado 2016 benar-benar memberikan pengalaman hidup yang sangat berarga dan tak mungkin dilupakan, bahka sampai saya tutup usia. Sampai kapanpun itu akan menjadi bagian dari kehidupan pribadi saya,” tuturnya.
Disinggung soal jatuh cinta kepada seseorang, Dimas dengan agak malu-malu akhirnya mengakui jika dirinya terpesona dengan seseorang gadis.
Bahkan kepada BeritaManado.com, dirinya bercita-cita suatu saat nanti akan kembali ke Langowan untuk bertemu kembali dengan yang bersangkutan dan seluruh umat. (frangkiwullur)
Palembang – Cerita seputar pelaksanaan Indonesian Youth Day (IYD) ke-2 yang dilaksanakan di Keuskupan Manado 1 – 6 Oktober 2016 lalu teryata belum usai. Meski seluruh kontingen sudah kembali ke daerah masing-masing, namun kenangan yang dialami masih sangat membekas di hati setiap peserta.
Seperti diungkapkan Albertus Dimas, salah satu anggota Orang Muda Katolik (OMK) asal Keuskupan Agung Palembang.
Kepada BeritaManado.com memori yang dialami saat Live In maupun acara puncak rasanya sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Secara khusus yang paling berkesan tentunya saat Live In bersama umat Wilayah Rohani St Matius Rasul. Selama kurang lebih tiga hari penuh, saya dan satu teman OMK hidup dan merasakan langsung bagaimana kehidupan umat di lokasi Live In. Intinya kami berdua merasa seperti punya keluarga sendiri,” katanya.
Bertepatan dengan dilaksanakannya Doa Rosario, Dimas dan dan rekannya Fransiskus juga turut serta dalam tradisi umat Katolik tersebut yang digilir di rumah-rumah umat.
Diakuinya, bahwa tampilnya anak-anak yang terlihat fasih berbicara dalam salah satu bagian proses doa rosario itu jadi pelajaran berharga.
Dimas juga mengakui bahwa dirinya telah jatuh cinta dengan kehidupan umat di Wilayah Rohani St Matius Rasul.
Kehangatan yang dialami seperti di lingkungan keluarga sendiri diakuinya membuat dirinya sulit mengucapkan salam perpisahan, bahkan saat beberapa hari berada kembali Palembang.
“IYD Manado 2016 benar-benar memberikan pengalaman hidup yang sangat berarga dan tak mungkin dilupakan, bahka sampai saya tutup usia. Sampai kapanpun itu akan menjadi bagian dari kehidupan pribadi saya,” tuturnya.
Disinggung soal jatuh cinta kepada seseorang, Dimas dengan agak malu-malu akhirnya mengakui jika dirinya terpesona dengan seseorang gadis.
Bahkan kepada BeritaManado.com, dirinya bercita-cita suatu saat nanti akan kembali ke Langowan untuk bertemu kembali dengan yang bersangkutan dan seluruh umat. (frangkiwullur)