Tomohon, BeritaManado.com — Kisah panggilan Samuel menjadi inti perenungan dalam Perayaan Ekaristi dalam rangka Dies Natalis ke-43 Seminari Agustinianum Tomohon, (17/1/2021).
Dalam khotbahnya, Rektor Seminanrium Agustinianum Tomohon Pastor Albertus Imbar Pr menerangkan kronologi panggilan Samuel yang terkesan samar-samar, sampai-sampai Samuel sendiri mengira itu adalah suara ayahnya Eli.
“Sebanyak tiga kali Tuhan memanggil Samuel, dimana awalnya baik dirinya maupun sang ayah Eli mengira itu sesuatu yang samar-samar seperti mimpi. Namun panggilan ketiga kalinya akhirnya membuat ada perasaan lain yang muncul dari dalam hati Eli. Pada akhirnya, sebagai seorang ayah yang memiliki keyakinan mengatakan kepada Samuel, jika ada suara yang sama memanggil maka katakanlah bersabdalah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan,” terang Pastor Albertus Imbar.
Ini menandakan bahwa Samuel yang sebelumnya berada dalam gelap, akhirnya bisa menanggapi panggilan Allah, sehingga membuat dirinya berada di dalam terang dan selanjutnya seluruh karya dalam hidup Samuel diinspirasi oleh terang Allah yang memiliki cara-cara tersendiri untuk memanggil umat-Nya.
“Dalam kehidupan nyata saat ini, khususnya di masa para Seminaris anngkatan ke-43 ini juga memiliki kesamaan, bagaimana Tuhan membawa kalian dengan cara dan pola yang berbeda-beda, namun akhirnya kini berada di tempat yang sama yaitu Seminarium Agustinianum Tomohon. Di tempat inilaih kalian akan meneguhkan dan memurnikan panggilan hidup untuk menjadi calon imam di masa depan,” jelasnya.
Dalam perjalanan hidup manusia, khususnya di masa Yesus memulai karya-Nya sebagaimana tercatat dalam Kitab Injil, panggilan hidup para Rasul semakin diteguhkan dalam suatu kebersamaan.
“Melalui Yohanes Pembaptis, beberapa murid yang akhirnya menjadi bagian dari 12 rasul diberi jalan untuk memulai jalan hidup yang baru bersama satu sosok pribabdi yang dijuluki sebagai Anak Domba Allah. Kiranya inspirasi iman ini juga menjadi motivasi bagi Seminaris untuk menjalani kehidupan selama masa pembinaan di Seminarium Agustinianum Tomohon ini,” harapnya.
Pada bagian yang sama di akhir perayaan syukur tersebut, juga dilakukan pelantikan Panitia Pembangunan dan Renovasi sejumlah fasilitas Seminarium Agustinianum Tomohon yaitu Refter dan ruang Studi Seminaris.
Usai Perayaan Ekaristi, acara syukur dilanjutkan di Aula Seminarium Agustinianum dengan menyuguhkan sejumlah penampilan karya para Seminaris.
Selain itu, ada juga sambutan-sambutan yang memberi dukungan kepada para Seminaris untuk tetap teguh dalam menjawab panggilan Tuhan menjadi seorang calon imam.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Frans Montolalu dalam sambutannya mengungkapkan bahwa agenda tersebut sudah direncanakan pada tahun 2019 yang akan direalisasikan di tahun 2020, namun karena adanya Pandemi COVID-19 tertuda.
“Ini adalah bagian dari kepercayaan untuk sebuah panggilan dalam pengabdian khususnya pada institusi pembinaan calon imam. Ini adalah suatu hal yang produktif di masa Pandemi COVID-19 dan memang harus begitu, bahwa kita tidak boleh berdiam diri meski berada di masa sulit. Namun wajah baru Seminarium Agustinianum janganlah menjadi motivasi untuk menjadi calon imam yang punya nilai dan karakter. Ini juga adalah sejarah yang dilakukan Pastor Rektor,” ungkap Frans Montolalu.
(Frangki Wullur)