Manado, BeritaManado.com – Barisan Masyarakat (BARMAS) Adat menaruh rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum Riyanto, anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdatul Ulama (NU) yang meninggal dunia saat menjaga gereja di malam Natal.
Meski peristiwa tragis tersebut terjadi pada 21 tahun lalu, tepatnya, 24 Desember 2000, tapi pengorbanan yang diberikan oleh Riyanto merupakan sesuatu hal yang langka karena tidak semua orang mampu mengambil keputusan besar tersebut.
Terlebih, ledakan bom yang terjadi di depan gedung Gereja Sidang Jemaat Pantekosta di Indonesia (GSJPdI) Eben Haezer, Jalan Kartini Nomor 4, Kota Mojokerto, Jawa Timur itu bertepatan dengan hari-hari terakhir bulan suci ramadhan.
Bagi BARMAS, apa yang dilakukan oleh Riyanto bukan hal sepele, namun memiliki makna besar sehingga itu sebabnya, setiap tahun kematian Riyanto selalu dikenang oleh banyak kalangan.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) BARMAS Adat Tonaas Wangko Dicky Maengkom mengatakan, Riyanto merupakan bukti nyata dari rasa kasih terhadap sesama tanpa memandang suku, ras apalagi agama, sebagaimana yang diajarkan oleh semua agama.
Tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, semua mengajarkan kebaikan sehingga harusnya warga Negara Indonesia harus saling menjaga, melindungi, memahami dan tolong menolong.
“Apa yang dilakukan Riyanto ini luar biasa. 21 tahun lalu peristiwa ini terjadi, tapi sampai sekarang setiap malam natal itu selalu jadi pengingat bahwa ada anggota Banser NU yang rela mati demi melindungi warga gereja yang sedang merayakan natal. Momen ini harusnya jadi pemersatu, kita tidak boleh lagi ada singgungan tentang perbedaan agama, yang ada harusnya toleransi dan kerukunan,” tegas Tonaas Wangko Dicky Maengkom.
Itu sebabnya, Dicky menyerukan agar nama Riyanto dijadikan nama dari salah satu jalan yang ada di Sulawesi Utara.
Penghargaan itu jika diberikan, maka akan menjadi pengingat bagi anak cucu atau generasi penerus di mana ada makna yang lebih dalam dari sekedar menyebut kata toleransi.
BARMAS diketahui sedang menyiapkan surat resmi untuk instansi terkait sebagaimana informasi yang diterima BeritaManado.com dari pertemuan Infokom BARMAS yang dihadiri langsung oleh Tonaas Wangko Dicky Maengkom, Wakil Ketua Umum Johny Rondonuwu, Sekjen Taufik Tumbelaka dan Wasekjen Susanto Hamisan serta pengurus DPP lainnya di Cafe K’Mari, Selasa (28/12/2021).
“Peristiwanya di Jawa Timur, tapi maknanya sampai kesini. Ini juga jadi pengingat bagi kita agar jangan sampai ada Riyanto Riyanto lain lagi, itu sebabnya mari kita saling jaga karena hidup rukun itu lebih baik. Lihat kan tiap natal, bagaimana saudara-saudara kita yang beragama Islam selalu menjaga dan membantu kita yang merayakan natal. Begitu juga saat idul fitri,” kata Dicky.
Bicara soal toleransi, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang paling toleran.
Terbukti, 2 kota di Sulut yaitu Manado dan Tomohon masuk dalam 10 besar kota di Indonesia yang paling toleran berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran Tahun 2020 dari Setara Institute.
(srisurya)