Manado, BeritaManado.com — Kritik unsur Pemuda GMIM terhadap pelaksanaan Sidang Majelis Sonode Istimewa (SMSI) Tahun 2021 mengundang komentar berbagai kalangan.
Kali ini dari warga GMIM, Drs Ruben Saerang.
Ruben sendiri telah mendapat kepercayaan sebagai pelayan khusus selama 45 tahun.
Berbagai jenis kepemimpinan di Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMS) pernah disandangnya.
Ia pun mengapresiasi kritik para pemuda gereja tersebut.
Namun, Ruben menyarankan agar dilakukan lewat mekanisme seharusnya.
“Silakan protes, saya mendukung jika yang disuarakan adalah hal positif. Tetapi semua ada jalurnya,” kata Ruben kepada BeritaManado.com, Senin (29/3/2021).
Dikatakan, dalam GMIM jenjang organisasi sudah jelas, mulai dari level sidang majelis jemaat, tingkat wilayah hingga sinode.
“Sebagai Gereja kedua di PGI, tentunya GMIM harus membuka diri dan peka terhadap perkembangan dunia khususnya dalam konteks pelayanan gereja yang Am dan Oikumenis. Kalau tidak, akan ketinggalan dalam berbagai hal pelayanan,” tegas mantan Anggota DPRD Sulut yang kini dipercayakan sebagai Staf Khusus Gubernur Sulut tersebut.
Ruben teringat pandangan Ketua Sinode GMIM almarhum Pdt KH Rondo beberapa tahun lalu.
Dalam satu kesempatan di sidang tahunan, lanjut Ruben, Pdt Rondo pernah menyatakan GMIM sedang menuju dunia baru.
“Yang jadi pertanyaan, kapan dunia baru itu. Itu sudah 22 thn lalu,” beber Ruben.
Menurut Ruben, dalam konteks tersebut, artinya Gereja cepat atau lambat akan menghadapi perubahan dunia baik dari segi politik, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya.
“Dan ternyata ungkapan itu terjadi hari ini. GMIM mesti memberikan jawaban atas pergumulan dunia khususnya di Indonesia,” katanya.
Ruben menegaskan, GMIM bertanggungjawab atas berbagai dinamika global.
Sebab kondisi dunia saat ini, terjadi perkembangan di berbagai sektor, dimana efeknya bisa positif atau sebaliknya.
“Seperti pasar bebas di sektor ekonomi dan terkikisnya kehidupan budaya serta sosial dalam kehidupan masyarakat,” ujarnya.
Ruben menilai, SMSI GMIM hari ini pastinya sudah digumuli dari semua jenjang.
“Mari hormati dan dihargai. Jika ada sekelompok pemuda menyampaikan aspirasi dengan cara mereka, itu juga membuktikan generasi muda GMIM cukup kritis dan pekah terhadap kepentingan Gereja,” tandasnya.
(Alfrits Semen)