Manado — Pada Januari 2020, Kota Manado tercatat masih mengalami deflasi sebesar 0,09% (mtm) seiring penyesuaian harga yang terjadi pada kelompok transportasi.
Per Januari 2020, Provinsi Sulawesi Utara juga diwakili oleh Kotamobagu yang tercatatat inflasi sebesar 0,75% (mtm).
Dengan catatan tersebut, inflasi tahunan Manado dan Kotamobagu masing-masing tercatat sebesar 2,88% (yoy) dan 2,02% (yoy) relatif stabil berada dalam rentang sasaran target inflasi nasional sebesar 3,0%±1% (yoy).
Meski demikian, catatan inflasi tahunan Manado masih berada sedikit diatas nasional yang tercatat sebesar 2,68% (yoy).
Deflasi Kota Manado terutama disebabkan oleh penurunan harga-harga yang terjadi di Kelompok Transportasi.
Kelompok Transportasi memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,45% (mtm) dari total deflasi Kota Manado sebesar 0,09% (mtm).
Kepala Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat menjelaskan, bila dilihat dari komoditas penyusunnya, maka penyesuaian tarif angkutan udara sebesar -14,35%(mtm) menjadi penyebab utama deflasi Manado dengan kontribusi deflasi sebesar 0,41% (mtm).
Penyesuaian tarif angkutan udara terjadi seiring penurunan mobilitas masyarakat pasca perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru.
“Data survey pemantauan harga (SPH) Bank Indonesia mengkonfirmasi fenomena penurunan tarif angkutan udara dimana survey tersebut mencatat tarif angkutan udara secara rata-rata turun sebesar Rp 147.798,” ujar Arbonas Hutabarat.
Selain tarif angkutan udara, penyesuaian harga bensin yang ber-oktan 92 ke atas di awal Januari menjadi salah satu faktor penyebab deflasi IHK di Manado.
Meski mengalami deflasi pada bulan ini, risiko tekanan inflasi dari kelompok Makanan Minuman dan Tembakau masih membayangi Manado, dimana kelompok-kelompok ini menjadi kelompok utama yang menahan deflasi lebih dalam di Manado.
Kelompok tersebut memberikan andil inflasi sebesar 0,28% (mtm) dari deflasi Kota Manado sebesar 0,09% (mtm).
Tekanan inflasi dari kelompok tersebut terutama diberikan oleh subkelompok makanan dan tembakau.
Kondisi cuaca yang mulai tidak menentu seiring masuknya musim hujan menyebabkan kenaikan harga pada komoditas ikan cakalang dan ikan tude yang masing-masing memberikan tekanan kontribusi inflasi sebesar 0,11%(mtm) dan 0,08% (mtm).
Sementara itu, berlakunya PMK no 152/PMK.010/2019 tentang Tarif Cukai hasil tembakau mulai memberikan dampak pada kenaikan harga rokok di Kota Manado.
Di sisi lain, masih terdapat komoditas yang mengalami penurunan harga pada sub kelompok makanan pada Januari 2020 yaitu tomat, lemon, ikan oci, daun bawang dan daging ayam ras yang secara keseluruhan memberikan kontribusi deflasi sebesar 0,17% (mtm).
Tidak banyak berbeda dengan Manado, dampak kenaikan harga-harga pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau juga terjadi di Kotamobagu dan menjadi sumber tekanan inflasi utama di kota tersebut.
“Dari total inflasi bulanan sebesar 0,75% (mtm) di Kotamobagu, kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau menjadi kelompok utama pemberi tekanan inflasi dengan kontribusi sebesar 0,67% (mtm),” ungkap Arbonas.
Tekanan tersebut terutama bersumber dari sub kelompok makanan terutama pada komoditas cakalang diawetkan, telur ayam ras, ikan malalugis, beras, dan cabai rawit.
Kelima komoditas tersebut masing-masing memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,19%; 0,18%; 0,13%;0,10%;dan 0,07% pada inflasi bulanan Kota Kotamobagu.
Sub kelompok tembakau juga memberikan tekanan inflasi yang cukup signifikan dengan kontrubusi total sebesar 0,14%(mtm) pada inflasi Kotamobagu.
Sementara itu, tekanan maupun penurunan harga di sepuluh kelompok pembentuk inflasi lainnya relatif tidak memberikan dampak yang signifikan pada tingkat inflasi Kota pada Januari 2020.
Bank Indonesia memandang positif pencapaian inflasi Sulawesi Utara pada Januari 2020 berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 3,0±1% (yoy).
“Ke depan, koordinasi yang baik antar lembaga dan instansi di tingkat provinsi Sulawesi Utara dan Kabupaten Kota dibawahnya yang tergabung dalam wadah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu terus dijaga dan ditingkatkan,” kata Arbonas.
Deflasi yang terjadi di kota Manado pada Januari 2020 menjadi awal yang baik pencapaian stabilitas harga.
Namun demikian, tekanan inflasi yang cukup tinggi di Kota Kotamobagu juga dapat dipandang sebagai sinyal dari risiko kenaikan harga-harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau terutama sub kelompok makanan pada tingkat inflasi sebuah daerah.
Untuk menjaga inflasi Kota Manado dan Kota kotamobagu di kemudian hari, dari sisi hulu, reformasi kelembagaan pertanian, pengaturan pola tanam serta kerjasama antar daerah akan terus digencarkan dari awal tahun.
Hal ini terutama diperlukan untuk menciptakan pola tanam yang konsisten dengan pola konsumsi sehingga ketersediaan stok dapat terjaga terutama pada komoditas-komoditas strategis seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah.
“Dari sisi hilir, efisiensi struktur harga dan ekspektasi masyarakat serta jalur distribusi akan menjadi perhatian kami di tahun 2020,” pungkas Arbonas.
(***/Srisurya)
Manado, 3 Februari 2020
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sulawesi Utara
Arbonas Hutabarat
Direktur