Salah satu karangan bunga kedukaan di Minsel. Dimana, banyak tuan duka mempertanyakan janji Pemkab Minsel soal dana duka tahun 2011 yang belum ada realisasinya. (foto istimewa/and)
Amurang–Warga Minahasa Selatan, ikut mempertanyakan soal dana duka yang dijanjikan Pemkab Minsel. Pasalnya, dana duka sebesar Rp 500/per keluarga hingga kini belum jelas peruntukannya. Akibatnya, dana duka yang sudah tertata di APBD 2011 dicurigai telah digunakan ketempat lain.
“Sekarang, kami bingung sebab dana duka yang dijanjikan itu akan langsung diberikan kepada keluarga yang berduka. Tetapi, ternyata semua harus berproses panjang. Akibatnya, banyak keluarga tak menunggu bantuan tersebut. Memang, sebagaimana diketahui kalau dana duka tersebut sudah tertata di APBD berjalan. Namun lain kehendaknya. Kalaupun harus diberikan ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan pihak keluarga,’’ ujar Sonny Soputan, salah satu keluarga yang mengalami duka cita kepada beritamanado.com, Kamis (8/3) tadi.
Menurut Soputan, sebagaimana janji dana duka sebesar Rp 500/keluarga. Rp 500 ribu sangat kecil, tetapi karena bantuan Pemkab Minsel harus diterima. Namun, apa daya semuanya harus dengan syarat-syarat lain. Padahal, dana diatas tertata di APBD Minsel tahun 2011.
‘’Jadi, kami bertanya-tanya janji dan program Bupati Minsel Christiany Eugenia Tetty Paruntu. Ini kan sangat memalukan, apalagi menjadi ikon bupati tercantik di Minsel. Lebih miris lagi, ternyata kebijakan pimpinan (bupati, red) tak mampu dijabarkan satuan tugas dibawah Dinas Pengelola Keuangan Minsel,” ujar Soputan, warga Buyungon.
Sementara itu Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Minahasa Selatan, Alvons Sumengge dimintai keterangannya seputar masalah tersebut. ‘’Masalah dana duka, ternyata masih berproses. Tetapi teknisnya silakan tanya ke dinas keuangan,” ungkap Sumengge.
Disisi lain pelaksana harian Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Minsel Drs Donald Wagey saat dimintai keterangannya mengatakan bahwa plot anggaran khusus untuk bantuan sosial tahun 2011 lalu Rp 3,4 miliar. Dan yang terealisasi kurang lebih 1 miliar. ” Dengan asumsi bahwa penyaluran dana duka tahun 2011 itu direalisasikan bagi 1.566 tuan duka. Dengan nominal Rp 780 jutaan. Dan masih tersisa 236 warga masih tertahan di bensek. Kenapa demikian, sebabnya dana bagi hasil yang ditargetkan tahun 2011 tersebut tidak disalurkan pemerintah pusat,” jelas Wagey yang didampingi bendahara pos Bantuan Pemkab Minsel Anjel Mantiri.
Namun untuk penyaluran sisa dana duka yang belum tersalur itu. Pihaknya akan konsultasikan dengan Bupati Tetty Paruntu. ” Tunggu saja, mudah-mudahan ibu setuju dan itu akan kami salurkan,”tambanya. (and)
Salah satu karangan bunga kedukaan di Minsel. Dimana, banyak tuan duka mempertanyakan janji Pemkab Minsel soal dana duka tahun 2011 yang belum ada realisasinya. (foto istimewa/and)
Amurang–Warga Minahasa Selatan, ikut mempertanyakan soal dana duka yang dijanjikan Pemkab Minsel. Pasalnya, dana duka sebesar Rp 500/per keluarga hingga kini belum jelas peruntukannya. Akibatnya, dana duka yang sudah tertata di APBD 2011 dicurigai telah digunakan ketempat lain.
“Sekarang, kami bingung sebab dana duka yang dijanjikan itu akan langsung diberikan kepada keluarga yang berduka. Tetapi, ternyata semua harus berproses panjang. Akibatnya, banyak keluarga tak menunggu bantuan tersebut. Memang, sebagaimana diketahui kalau dana duka tersebut sudah tertata di APBD berjalan. Namun lain kehendaknya. Kalaupun harus diberikan ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan pihak keluarga,’’ ujar Sonny Soputan, salah satu keluarga yang mengalami duka cita kepada beritamanado.com, Kamis (8/3) tadi.
Menurut Soputan, sebagaimana janji dana duka sebesar Rp 500/keluarga. Rp 500 ribu sangat kecil, tetapi karena bantuan Pemkab Minsel harus diterima. Namun, apa daya semuanya harus dengan syarat-syarat lain. Padahal, dana diatas tertata di APBD Minsel tahun 2011.
‘’Jadi, kami bertanya-tanya janji dan program Bupati Minsel Christiany Eugenia Tetty Paruntu. Ini kan sangat memalukan, apalagi menjadi ikon bupati tercantik di Minsel. Lebih miris lagi, ternyata kebijakan pimpinan (bupati, red) tak mampu dijabarkan satuan tugas dibawah Dinas Pengelola Keuangan Minsel,” ujar Soputan, warga Buyungon.
Sementara itu Kabag Humas dan Protokoler Setdakab Minahasa Selatan, Alvons Sumengge dimintai keterangannya seputar masalah tersebut. ‘’Masalah dana duka, ternyata masih berproses. Tetapi teknisnya silakan tanya ke dinas keuangan,” ungkap Sumengge.
Disisi lain pelaksana harian Kepala Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Minsel Drs Donald Wagey saat dimintai keterangannya mengatakan bahwa plot anggaran khusus untuk bantuan sosial tahun 2011 lalu Rp 3,4 miliar. Dan yang terealisasi kurang lebih 1 miliar. ” Dengan asumsi bahwa penyaluran dana duka tahun 2011 itu direalisasikan bagi 1.566 tuan duka. Dengan nominal Rp 780 jutaan. Dan masih tersisa 236 warga masih tertahan di bensek. Kenapa demikian, sebabnya dana bagi hasil yang ditargetkan tahun 2011 tersebut tidak disalurkan pemerintah pusat,” jelas Wagey yang didampingi bendahara pos Bantuan Pemkab Minsel Anjel Mantiri.
Namun untuk penyaluran sisa dana duka yang belum tersalur itu. Pihaknya akan konsultasikan dengan Bupati Tetty Paruntu. ” Tunggu saja, mudah-mudahan ibu setuju dan itu akan kami salurkan,”tambanya. (and)