Manado, BeritaManado.com — Sulawesi Utara membutuhkan wisatawan untuk menambah pundi-pundi devisa daerah sebagai modal untuk menopang pembangunan lintas sektor bumi nyiur melambai.
Demikian dikatakan Ketua ASITA Sulut Merry Karouwan kepada BeritaManado.com, Selasa (28/1/2020).
Menurutnya, beberapa tahun lalu Sulut seperti mendapatkan durian runtuh saat wisatawan dalam jumlah besar memilih Sulut sebagai destinasi wisata mereka.
Pemandangan berbeda tersaji di saat bus-bus pariwisiata berjejer di ruas jalan Kota Manado dan sekitarnya, lapangan kerja bermunculan, geliat dimulai, dimana restoran, hotel, ojek, destinasi-destinasi, guide mulai kebanjiran order, meski belum bisa memuaskan semua pihak, akan tetapi sudah ada yang memulai.
Nama Sulut sendiri mulai lebih dikenal dalam kancah pariwisata dan ASITA Sulut dalam hal ini menurut Karouwan juga terkena dampaknya, dimana menjual pariwisata Sulut jadi cukup mudah.
“Paket-paket inbound mulai menyamai paket outbound. Akan tetapi ada satu pertanyaan, akankah apa yang sudah dimulai ini akan berakhir? Sambil berharap tidak demikian, kita masih butuh wisatawan untuk menghimpun sebanyak mungkin pendapatan daerah melalui sektor pariwisata,” kata Karouwan.
Munculnya ketakutan akibat virus corona yang merebak dari dataran China tentu menjadi ancaman serius dan akhirnya sempat menghentikan penerbangan langsung negeri tirai bambu ke Manado.
“Kami berharap ini hanya sementara. Jika tidak demikian, maka kita seperti disentak untuk mengucap syukur. Kadang kita lupa bersyukur, karena tidak gampang mendatangkan wisatawan yang begitu banyak dalam waktu singkat. Semua butuh pengorbanan dan saat ini ada beberapa travel agent yang mengambil risiko ini. Bisnis tidak selalu menjanjikan keuntungan dan saat ini adalah pembuktiannya,” ungkapnya.
Karouwan pun berharap semua pihak saling mendukung program pariwisata yang sudah dicanangkan pemerintah, dimana salah satunya yaitu dukungan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang yang sudah disetujui Pemerintah Pusat.
“Program penerbangan langsung merupakan satu-satunya cara untuk mendatangkan wisatawan di Sulut. Di sisi lain, mari ktia bersyukur karena bisa tinggal di tanah yang sangat diberkati ini. Alam dan laut yang tidak perlu diberi makan, akan tetapi memberikan hal yang sebaliknya,” tutup Karouwan.
(Frangki Wullur)