Tomohon, BeritaManado.com – Cuaca ekstrem yang melanda di wilayah Provinsi Sulawesi Utara membuat nelayan kesulitan mencari ikan di laut.
Seperti yang dikatakan Jeffry, warga Bitung, tiupan angin yang kencang sangat merisaukan banyak masyarakat.
“Kalau ada atap rumah yang sudah lapuk atau tua, bisa saja terhempas karena angin. Saya kira dengan keadaan demikian, nelayan pun akan bertindak hati-hati kalau hendak melaut,” ungkapnya.
Sementara Osep, pedagang ikan keliling di Tomohon juga mengeluh karena kesulitan mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya.
“Susah untuk dapat ikan, kalaupun ada, harganya pasti mahal,” ungkapnya.
Keluhan akibat cuaca ekstrem ini juga datang dari pedagang makanan.
Von, yang sehari-harinya menjual makanan mengakui sulit untuk mendapatkan ikan laut dengan harga terjangkau.
Naiknya harga ikan ini tentu membuat dilema dirinya sebagai penjual ikan masak.
“Kalau kita menaikkan harga jual pasti pelanggan akan mengeluh,” katanya.
Sementara di pasar Tomohon, dampak cuaca ekstrem ini memang sangat terasa akibat langkanya penjual ikan laut.
Di sisi lain, cuaca buruk ini juga berdampak bagi para petani yang turut mengeluh akibat rusaknya sejumlah tanaman pertanian.
Seperti halnya Rudy, petani cabai keriting di Kakaskasen yang mendapati tanaman miliknya roboh diterpa angin kencang.
“Angin keras sebabkan banyak tanaman rusak parah dan roboh. Bahkan pohon pisang pun ikut tumbang kena hantaman angin,” katanya.
Adapun prakiraan cuaca untuk Sulawesi Utara saat ini memang berpotensi hujan dan berangin, bahkan kadang juga disertai petir.
Cuaca buruk di Sulawesi Utara di awal Januari 2023 terjadi karena adanya sistem tekanan tinggi yang mengarah ke kawasan tersebut.
Sistem ini memicu angin kencang dan hujan yang lebat sehingga menyebabkan cuaca buruk.
Selain itu, adanya fenomena El Niño juga berkontribusi pada terjadinya cuaca buruk di Sulawesi Utara.
(Kontributor: Christy Manarisip)