Charles Giroth
Hanoi, BeritaManado.com — Charles Giroth, perwakilan Indonesia dalam Asia Smart City Summit Vietnam 2023 tampil memukau dalam agenda internasional yang dihadiri sejumlah negara-negara di Asia ini.
Charles Giroth sendiri berasal dari Langowan, Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Pada kesempatan langka tersebut, Charles Giroth berada sejajar dengan para investor level Asia pada pertemuan tersebut.
Bersama narasumber dari negara India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam serta lainnya, Charles yang mewakili Indonesia, memaparkan materi tentang “Sharing Experience: Tollroad Intelligent Operation System”.
Charles Giroth juga bercerita tentang pengalaman dari perencanaan sampai pada tahapan implementasi Jalan Tol Cerdas untuk PT Jakarta Tollroad Development (JTD).
Tuama (Pemuda asal) Langowan ini sendiri sudah banyak memiliki pengalaman dalam bidang teknologi dengan mengerjakan berbagai proyek skala Internasional baik di Asia, Amerika, Eropa dan Afrika selama karirnya.
Dihadiri sekitat 2 ribu delegasi dari 11 negara, Event Asia Smart City Summit 2023 ini diselenggarakan oleh Departemen Informasi dan Komunikasi Hanoi yang bekerja sama dengan Asosiasi Perangkat Lunak dan Layanan Teknologi Informasi Vietnam (VINASA: Vietnam Software and IT Services Association).
Tujuannya adalah untuk memajukan pengembangan kota cerdas dan berkelanjutan dengan tema “Building a smart, connected and developed city – Vision of leaders” (Membangun kota yang cerdas, terhubung, dan maju – Sebuah visi para Pemimpin).
Terus belajar dan memperbarui ilmu menjadi kunci dalam penguasaan teknologi.
“Namun yang terpenting adalah implementasi teknologi itu sendiri untuk kemajuan peradaban manusia, terutama Pembangunan Manusia dan Penguasaan ilmu Pengetahuan.
Teknologi menjadi pilar penting pembangunan menuju Indonesia Emas 2045.
Lulusan Computer Science dari University of Tasmania Australia ini, Charles juga berharap generasi muda Sulawesi Utara dapat berkiprah pada di teknologi dan bidang lainnya di kancah nasional dan internasional.
Kemampuan, ketrampilan, motivasi harus terus di jaga dan dikembangkan.
“Torang musti jadi pelaku bukan cuma ba uni (penonton), karena torang mampu,” ujar Giroth yang menghabiskan masa TK Sampai SMA nya di Langowan.
Kota dan Kabupaten di Sulawesi Utara pun diharapkan dapat mulai mempelajari dan mengadopsi konsep Kota Cerdas sesuai dengan kebutuhan masing-masing dengan penekanan pada manusianya (people-centric) dan bukan hanya pada teknologinya (technology-centric).
Menurut Charles, Kota pintar adalah kota inovatif yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan kualitas hidup warganya.
Enam indikator atau pilar yang dapat diadopsi yaitu Smart Governance atau tata Kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang bertujuan meningkatkan efektivitas, efisiensi, transparansi, partisipasi.
Smart Economy yaitu sistem ekonomi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang berorientasi pada inovasi dan keberlanjutan.
Smart Environment atau tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Smart Mobility atau tata Kelola layanan transportasi yang berkualitas, efisien dan berkelanjutan.
Ada juga Smart People atau warga yang memiliki interaksi sosial yang berkualitas.
Ada juga Smart Living yang merupakan sistem penunjang kualitas hidup warga kota secara inklusif.
“Enam pilar ini penting dalam memulai kota atai kabupaten menjadi smart city,” ucap Charles.
(***/Frangki Wullur)