Manado, BeritaManado.com — Siapa tidak kenal dengan New York. Dengan aktifitas tersibuk, membuat wilayah ini dijuluki sebagai pusat ekonomi dunia.
Sebagai kota metropolitan di Amerika Serikat, New York memberikan pengaruh besar bukan hanya pada sektor perdagangan, melainkan keuangan, media, budaya, hingga hiburan dunia.
Kini, semua hilang sejenak. Sejak pandemi, keramaian terhenti. Kota yang sebelumnya tak pernah tidur itu, seolah sedang hibernasi. Takluk dengan mahkluk tak terlihat bernama COVID-19.
Banyak yang menganggap New York sebagai dunia mini. Pasalnya, semua orang dari berbagai negara ada di sini. Termasuk para Kawanua dari Sulawesi Utara.
Ya, Kawanua di New York saat ini cukup banyak. Beberapa diantaranya bekerja di perusahaan dan kantor pemerintahan yang kredible.
Joutje Kaunang salah satunya. Warga Tatelu, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara ini sudah belasan tahun tinggal di Grand Ave, Elmuhrst Queens, New York.
Joutje Kaunang merupakan salah satu pekerja di Time Warner Center wilayah Manhattan.
Sejak pandemi COVID-19, ia terpaksa bekerja dari rumah. Memang kata Joutje, perusahaan tidak mewajibkan untuk datang berkantor.
“Puji Tuhan saya diberikan keluasan bekerja di kantor atau dari rumah. Tapi itu untuk sekarang, awal Maret beda lagi,” katanya.
Menurut Joutje, keadaan New York kini lebih baik. Meskipun larangan keluar rumah masih berlaku, namun suasana kota sudah terlihat kehidupan. Ada beberapa anak bersepeda dan sejumlah kendaraan lalu-lalang.
Toko yang berjualan makanan juga tidak sepadat dulu.
“Baru-baru saja kami keluar untuk berbelanja di Walgreens and Supermarket. Sebuah toko kecil yang menjual produk Indonesia. Biasanya tempat ini antri pembeli. Namun kini sudah lengang. Jadi dengan mudah kami bisa beli tisu kamar mandi dan lotion,” katanya.
Kondisi sama terlihat di Queens Boulevard tempat yang juga menjual makanan Indonesia.
“Kita beli makanan dengan bebas,” bebernya.
Suasana ini berbeda 2-3 minggu sebelumnya. Apalagi sejak wabah sedang hebat-hebatnya di pertengahan Maret.
Kala itu, Joutje mengakui jika New York sunyi mencekam. Lockdown benar-benar dipatuhi warga.
“Dari dalam rumah yang terdengar hanya sirene ambulance. Itu hampir setiap menit. Yah, cukup menakutkan memang,” bebernya.
Tetapi kata dia, disaat itu pula mental para Kawanua terlihat. Selain mematuhi anjuran pemerintah, warga Kawanua tidak menganggap korona sebagai hal menakutkan.
“Kami tidak memikirkan ingin pulang ke Manado, apalagi panik. Semuanya santai dan berdoa,” cerita Kaunang.
Dikatakan, komunikasi antar Kawanua di New York, tetap berjalan via daring. Mereka saling berbagai cerita apa saja yang dilakukan selama lockdown.
“Semuanya saling menguatkan. Kami tertawa dan bercanda. Pokoknya orang Manado kuat,” bebernya.
Luar biasanya, lanjut Joutje, sampai hari ini ia tidak pernah mendengar ada warga Kawanua yang positif COVID-19.
“Bagi kami ini luar biasa. Apalagi di saat jumlah positif COVID-19 Amerika tertinggi di dunia. Ini membuktikan Kawanua adalah warga yang taat,” tutur Joutje.
Warga Kawanua di Amerika tetap solid di tengah pandemi
Yvone Mewengkang, juga berbagi cerita yang sama. Mantan Wakil I Noni Sulut ini mengatakan jumlah pasien positif yang masuk rumah sakit mulai menurun.
“Sekarang lebih aman. Berbeda dengan beberapa pekan sebelumnya,” katanya. Yvone sendiri bekerja di New York pada kantor Diplomat Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB.
Berdomisili Queens, dirinya juga merasakan kelamnya saat pandemi melanda.
“Sejak 13 Maret sudah bekerja di rumah. Toko-toko yang dianggap tidak penting harus tutup semua. Kami pun lebih waspada dan memilih rumah sebagai tempat paling aman,” kisahnya.
Kata Yvone, kondisi terkini lebih terkendali. Namun, orang-orang yang keluar harus tetap menggunakan masker.
“Kalau ada yang kumpul-kumpul langsung diamankan,” ungkapnya.
Yang pasti tambah Yvone, kondisi warga Kawanua di Amerika tetap solid di tengah pandemi.
“Kami terus berdoa memohon perlindungan Tuhan dan berharap agar cobaan ini segera berlalu,” tandasnya.
(Alfrits Semen)
Baca juga:
- Jadi yang Terbaik, Erica Kaunang Terpilih Ikuti Seminar Mahasiswa se-Amerika Serikat
- Erica Kaunang, Gadis Jenius di AS Berdarah Sulut Kembali Catat Prestasi
- Erica Kaunang, Salah Satu Gadis Paling Jenius di AS berdarah Sulut