Pater Robert Francis Prevost OSA saat berkunjung ke Papua 22 tahun silam
Jakarta, BeritaManado.com — Kita semua telah menyaksikan bahwa Paus baru, Paus yang ke-267 adalah Kardinal Robert Francis Prevost OSA.
Kardinal Robert Francis Previst OSA mengambil nama Paus Leo XIV dan ia dipillih pada hari kedua sidang Konklaf.
Catatan Pastor Johanis Mangkey MSC, Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois, dari pasangan Louis Marius Prevost, seorang keturunan Prancis dan Italia.
Sementara ibunya adalah Mildred Martínez, seorang keturunan Spanyol.
Robert Francis Previst memiliki dua saudara laki-laki, yaitu Louis Martín dan John Joseph.
“Beliau lama menjadi misionaris di Peru dan Uskup di Chiclayo, Peru, sebelum dipanggil oleh Paus Fransiskus untuk menjadi Kepala Dikasteri untuk para Uskup di Vatikan,” ungkap Pastor Johanis Mangkey..
Pastor Johanis Mangkey sendiri memberikan catatan pribadi tebtang siapa Robert Francis Prevost dan apa kiprahnya selama ini yang telah tersebar luas di media-media.
Pada tahun 1982 beliau menamatkan studi masternya di Catholic Theological Union (CTU), yakni suatu sekolah teologi, hasil peleburan beberapa seminari tinggi milik 20-an Ordo/Tarekat religius di Amerika Serikat yang setelah Konsili Vatikan II mengalami penurunan jumlah seminaris.
“Pada 1983 saya memulaikan studi teologi spiritualitas di perguruan tinggi yang sama dan diwisuda pada Mei 1986. Jadi, kami satu perguruan tinggi. Dia merupakan Paus pertama dari Ordo Saudara-Saudara Santo Agustinus (Ordo Fratrum Sancti Augustini) yang biasa disingkat OSA,” kata Pastor Johanis Mangkey.
Ketika beliau menjadi Pemimpin Tertinggi OSA pada 2001-2013, ia beberapa kali mengunjungi para konfraternya di Papua yang berkarya antara lain di Sorong, Manokwari dan Abepura.
Para Suster OSA berkarya di beberapa keuskupan seperti Kalimantan, Jawa dan Papua.
“Sekitar tahun 2009/2010 saya pernah diundang oleh Pemimpin OSA Papua, yakni Pater Bernard Baru OSA (diangkat menjadi Uskup Timika pada 8 Maret 2025 oleh Paus Fransiskus dan akan ditahbiskan Uskup pada 14 Mei 2025) untuk memberikan retret tahunan kepada para anggota OSA (Imam, frater, Suster) di Papua. Retret tersebut diadakan di rumah formasi OSA di Abepura,” kata Pastor Johanis Mangkey.
Pada bagian lain, Pastor Mangkey sebagai salah satu pimpinan umum MSC di Roma (September 1993 – Februari 2006) dan pada tahun 1998 bersama dengan Pater Filoteo Pelingon MSC (Ekonom Umum MSC di Roma) diundang seorang imam OSA asal Filipina untuk mengunjungi beberapa bagian istana Vatikan, seperti kapel resmi Paus, sakristi Paus, ruang ratapan/air mata (sala di pianto), kapela Sistina, sala Clementina dan menaiki lift Paus,” tuturnya.
Ketika itu kepala sakristi (sakristan) Kepausan adalah seorang anggota OSA dari Spanyol yang antara lain menyebutkan bahwa sudah menjadi tradisi selama lebih dari 200 tahun terakhir, yang dipercayakan mengurus sakristi Kepausan adalah Ordo Augustinian.
Untuk itu di dekat sakristi Kepausan para Augustinian tinggal di satu komunitas.
Di sebelah kiri lapangan St. Petrus, menghadap basilika, ada komunitas dan rumah pusat OSA, dimana beliau tinggal dan memimpin Ordonya selama 12 tahun.
“Bagi saya semuanya itu tidak hanya merupakan suatu perjumpaan yang penuh kesan, tetapi suatu pengalaman penuh rahmat,” tandasnya.
Saat masih sebagai imam, tahun 2003, Pater Robert Francis Prvevos OSA berkunjung ke Papua tahun 2003 selaku Prior OSA tepatnya di wilayah Kota Sorong Papua Barat Daya.
“Beliau hadir dalam rangka perayaan 50 tahun Ordo Santo Agustinus (OSA) berkarya di Tanah Papua. Namun siapa sangka, 22 tahun kemudian 8 Mei 2025 terpilih menjadi Paus, menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang meninggal sunia 21 April 2025. Semoga kembali lagi kunjungi Indonesia,” harapnya.
(Frangki Wullur)