Manado — KFC Indonesia bersama dengan komunitas Divers Clean Action (DCA) pada Senin (9/3/2020), mengunjungi SD Negeri Malalayang, Kecamatan Malalayang, Manado untuk meresmikan program Marine Debris Ranger di sekolah tersebut.
Selama 6 bulan, DCA akan hadir di SD Negeri Malalayang untuk membantu para guru dan siswa melakukan pemilahan dan pengolahan sampah dengan benar demi membantu pelestarian lingkungan.
Program ini pun disambut baik oleh pihak sekolah, ditandai dengan penjemputan rombongan oleh para siswa, lengkap dengan penampilan dari anak-anak berprestasi, diantaranya tari bertema sampah, atraksi pencak silat dan karate, pembacaan puisi dari Lungli Supit dan nyanyian Selamat Datang di Kota Manado oleh para siswa.
Mengawali jalannya program Marine Debris Ranger di SD Negeri Malalayang, dilakukan penyerahan tempat sampah oleh perwakilan KFC Indonesia yaitu General Manager Marketing PT Fast Food Tbk Hendra Yuniarto, penggagas Divers Clean Action Swietenia Puspa Lestari dan penggagas Yayasan 1000 Guru Jemi Ngadiono, yang diterima langsung oleh Wakil Kepala Sekolah.
“Semoga program ini akan berjalan dengan baik dan tentu bermanfaat bagi sekolah dan lingkungan kita,” ucap Hendra Yuniarto.
Ditemui BeritaManado.com di ruangannya, Kepala SD Negeri Malalayang Djoiske Meity Aseng SPd MPd mengatakan, program tersebut sejalan dengan komitmen pihak sekolah yang sejak 1 September 2019 lalu sudah mulai melakukan penanganan terhadap sampah yang membumbung di area depan sekolah.
“Terobosan pertama saya saat mulai menjabat sebagai Kepala Sekolah, yaitu menangani sampah, jadi diputuskan harus ada perbaikan dan peningkatan yang berdampak pada mutu pendidikan. Kalau mau anak-anak betah belajar maka sekolah harus bersih dan indah,” ujar Djoiske.
Sekolah ini bahkan memasukan program penanganan sampah dalam salah satu mata pelajaran, yaitu Muatan Lokal dan ditambah dengan kegiatan ekstra kurikuler (ekskul) membuat kerajinan tangan dari sampah.
Djoiske pun mengaku bangga dan bersyukur karena sekolah yang dipimpinnya mendapat perhatian dari KFC Indonesia dan DCA, khususnya membantu sekolah untuk melaksanakan program tentang pemilahan sampah.
“Kami juga mendukung itu, karena begitu masuk di sini, saya berusaha selalu mengingatkan kepada para guru untuk kita mengajar anak-anak agar bisa memilah sampah dan berkreasi untuk mengolah sampah,” kata Djoiske.
Program ini pun disebut Djoiske akan sangat membantu program ekskul yang sudah ada karena anak-anak sudah terbiasa membuat kerajinan tangan dari sampah, seperti bunga, hiasan, pohon natal dari botol plastik dan lainnya.
Hal tersebut bisa terlaksana karena para guru yang mengajar dan melatih para siswa untuk membuat kerajinan tangan.
“Jadi saya tidak mau lagi harus beli, tapi buat sendiri. Kalau tidak selesai di sekolah, dilanjutkan di rumah didampingi orang tua. Jadi pas bawa di sekolah sudah ada berbagai macam bentuk tergantung kreatifitas dari siswa dan orang tua. Program ini tentu akan sangat membantu kami,” tutup Djoiske.
Diakhir acara, dari DCA mengadakan kuis untuk anak-anak dilanjutkan dengan latihan memilah sampah.
“Jadi pelatihan yang akan diberikan selama 6 bulan kedepan nanti banyak dengan permainan edukasi agar menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak,” pungkas Swietenia.
(sri surya)