Manado, BeritaManado.com — Martini Syeanie Lumintang merupakan calon legislatif (caleg) DPRD Minahasa dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Wanita asli Minahasa ini menduduki nomor urut 1 untuk daerah pemilihan (dapil) Minahasa 4, yaitu Kecamatan Tompaso, Tompaso Barat, Kawangkoan, Kawangkoan Barat, Kawangkoan Utara dan Sonder.
Sebelum memutuskan untuk masuk dunia politik, Martini sudah dikenal sebagai wanita karir dengan jabatan mentereng, entrepreneur dan ibu rumah tangga dengan 3 putri cantik.
Selain itu, Martini juga merupakan salah satu pendiri yayasan yang fokus pada masyarakat kurang mampu.
Itu sebabnya, saat ditanya tujuan untuk maju dalam pencalegan, Martini mengungkapkan, tujuannya adalah untuk mengawal program-program pemerintah yang lebih pro rakyat.
“Contohnya janda, duda yang sudah lansia, keluarga keluarga yang kurang mampu, intinya yang lebih ke pro rakyat,” ujar Martini, Minggu (14/1/2024).
Selain itu, Martini juga terinspirasi dari pahlawan nasional RA Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita, tapi dalam hal ini, cakupan pelayanan Martini yaitu daerah Minahasa.
“Ini daerah asal saya, Minahasa, jadi ya tentu saya mau ada di sini, seperti slogan yang selalu saya pegang, melayani bukan untuk dilayani,” kata Martini.
Slogan melayani bukan untuk dilayani yang selalu disampaikan Martini pun bukanlah hanya sekadar omdo atau ngomong doang, tapi memang telah menjadi bagian hidup Martini sejak lama.
Martini terbiasa melayani di gereja, yayasan dan komunitas, namun belakangan lebih fokus ke yayasan yang menaruh perhatian lebih kepada janda, duda dan lansia yang tidak mampu, keluarga ataupun anak yatim piatu, anak jalanan yang tidak mampu termasuk di tempat-tempat yang membutuhkan.
“Jadi apa salahnya kalau saya terjun ke dunia politik dalam bentuk pelayanan yang sudah saya lakukan di yayasan,” ucap Martini yang juga akrab disapa Syeanie.
Tujuan dan alasannya masuk ke dunia politik juga telah melewati tahap memilih partai politik yang diyakininya paling cocok dengan apa yang diperjuangan.
“Dan putusan itu jatuh di PSI, karena partai ini jauh dari kata korupsi, ditambah dukungan kami yang berjuang untuk RUU Perampasan Aset. Selain itu karena PSI adalah partai yang anti intoleran dan diskriminasi,” pungkas Martini.
(srisurya)