MANADO – Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara berencana melakukan normalisasi Sungai Makalu, di Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2012.
“Mudah-mudahan bisa diakomodir pembangunannya tahun depan. Apalagi di beberapa daerah, selain di Kabupaten Minahasa Tenggara juga terjadi banjir yang butuh penanganan,” kata Kepala Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara, Bob Lombogia, Rabu (5/10).
Hanya saja kalau mendesak dilakukan, mungkin bisa masuk dalam rencana pembangunan, kata dia.
Dijelaskan, kajian-kajian terkait rencana normalisasi tersebut sementara dilakukan. Hanya saja menurut dia, bila hendak diusulkan ke Jakarta harus diikuti dengan data-data pendukung.
“Kami sudah mengunjungi lapangan dan selanjutnya akan mendisain kira-kira bentuknya seperti apa. Apakah akan dinormalisasi atau hanya tanggul biasa,” kata Lombogia.
Meski demikian dikatakannya, Balai Sungai belum bisa menghitung berapa panjang badan sungai yang akan dinormalisasi atau dibuat tanggul.
“Karena itu kami akan sangat hati-hati untuk mengkajinya. Kami sendiri belum bisa memastikan bagaimana bentuk kontruksinya. Dikuatirkan setelah dibangun, dan terjadi banjir lagi dan konstruksinya hancur, masyarakat pasti marah,” imbuhnya.
Soal anggaran masih akan dikaji lagi berdasarkan bentuk konstruksi pembangunannya, katanya.
Pascabanjir Sabtu (3/9) di Kecamatan Pusomaen, permukiman warga di empat desa masing-masing Desa Makalu, Makalu Selatan, Tatengesan dan Tatengesan I porak-poranda. Di Desa Makalu, sebanyak 14 rumah hanyut, 47 rumah rusak berat, dan sebanyak 58 rumah rusak ringan. Di Desa Makalu Selatan, dua rumah hanyut, 19 rumah rusak berat dan 164 rumah rusak ringan.(don)
MANADO – Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara berencana melakukan normalisasi Sungai Makalu, di Kecamatan Pusomaen, Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2012.
“Mudah-mudahan bisa diakomodir pembangunannya tahun depan. Apalagi di beberapa daerah, selain di Kabupaten Minahasa Tenggara juga terjadi banjir yang butuh penanganan,” kata Kepala Balai Sungai Provinsi Sulawesi Utara, Bob Lombogia, Rabu (5/10).
Hanya saja kalau mendesak dilakukan, mungkin bisa masuk dalam rencana pembangunan, kata dia.
Dijelaskan, kajian-kajian terkait rencana normalisasi tersebut sementara dilakukan. Hanya saja menurut dia, bila hendak diusulkan ke Jakarta harus diikuti dengan data-data pendukung.
“Kami sudah mengunjungi lapangan dan selanjutnya akan mendisain kira-kira bentuknya seperti apa. Apakah akan dinormalisasi atau hanya tanggul biasa,” kata Lombogia.
Meski demikian dikatakannya, Balai Sungai belum bisa menghitung berapa panjang badan sungai yang akan dinormalisasi atau dibuat tanggul.
“Karena itu kami akan sangat hati-hati untuk mengkajinya. Kami sendiri belum bisa memastikan bagaimana bentuk kontruksinya. Dikuatirkan setelah dibangun, dan terjadi banjir lagi dan konstruksinya hancur, masyarakat pasti marah,” imbuhnya.
Soal anggaran masih akan dikaji lagi berdasarkan bentuk konstruksi pembangunannya, katanya.
Pascabanjir Sabtu (3/9) di Kecamatan Pusomaen, permukiman warga di empat desa masing-masing Desa Makalu, Makalu Selatan, Tatengesan dan Tatengesan I porak-poranda. Di Desa Makalu, sebanyak 14 rumah hanyut, 47 rumah rusak berat, dan sebanyak 58 rumah rusak ringan. Di Desa Makalu Selatan, dua rumah hanyut, 19 rumah rusak berat dan 164 rumah rusak ringan.(don)