Manado, BeritaManado.com — Beberapa pasangan biasanya akan tetap melakukan hubungan seks saat malam setelah berbuka ataupun sebelum sahur.
Lantas apakah puasa yang ingin dijalankan itu batal atau tidak sah?
Mengutip pernyataan Buya Yahya seperti dilansir Suara.com Senin, (27/3/2023) pada dasarnya terkait berhubungan seks yang membuat batal itu ketika dilakukan pada siang hari dengan sengaja.
Artinya, mereka melakukan hubungan seks setelah salat subuh dan seterusnya, dengan sengaja.
“Yang membatalkan puasa adalah bersenggama di siang hari, Bersenggama dengan sengaja. Siang hari itu maksudnya setelah subuh tiba lalu dia berhubungan suami istri dengan sengaja, itu batal,” ungkap Buya.
Namun, ketika kasusnya pasangan tersebut tidak sengaja karena terbiasa melakukan setelah salat subuh dan kelupaan, puasanya tetap sah.
Jika hal tersebut terjadi, menurut Buya Yahya pasangan tinggal mandi wajib untuk membersihkan dirinya.
“Tapi kalau hubungan suami istrinya enggak sengaja. Mungkin ada orang jadwal hubungannya adalah habis salat subuh, tau-taunya pas Ramadhan habis salat subuh dia berhubungan, setelah selesai baru inget ‘kita kan puasa’, (itu) rezeki, puasanya tetap sah dan tinggal mand,” jelasnya Buya.
Tidak hanya itu, Buya Yahya menambahkan, jika kondisi berhubungan seks pada saat sahur, lalu selesai ketika azan subuh, maka puasanya tetap sah. Pasangan tinggal melakukan mandi wajib.
“Jadi yang membatalkan bersenggama di siang hari. Kalau senggamanya waktu sahur, suaminya males makan, maunya sahur ‘kamu’ saja, saat berhubungan istri tau-taunya baru selesai, belum sempat makan keburu adzan, belum sempat mandi, puasanya sah. Tinggal mandi saja,” ujar Buya .
Terkait mandi wajib, pada dasarnya pasangan tidak harus segera melakukannya. Apalagi jika hubungan seks dilakukan saat malam hari.
Hal tersebut dapat berisiko membuat pasangan sakit.
Buya Yahya menjelaskan, ketika selesai berhubungan seks, pasangan dapat istirahat dan mandi wajib saat menjelang salat subuh.
Hal ini juga ketika bulan Ramadhan, setelah berhubungan seks, istri bisa menyiapkan sahur terlebih dahulu.
Ia bisa melakukan mandi wajib setelah azan.
“Jadi enggak apa-apa berhubungan suami istri, senangkan suami, habis itu mandinya menjelang bangun salat subuh, enggak wajib langsung. Begitupun sama, istri melayani suami, habis itu nyiapin sahur, enggak sempat mandi ya enggak apa-apa. Mandinya nanti setelah selesai azan,” terang Buya.
(Erdysep Dirangga)