Oleh: Jusuf Kalengkongan
Manado – Angkatan kerja di Sulut harus berbangga dan bersemangat menerima kabar yang menyejukkan hati bahwa pemerintah dalam hal ini Gubernur Sulut DR. SH Sarundajang telah menetapkan dan menandatangani Upah Minimum Provinsi sebesar Rp. 1.550.000. Hebat dan sangat manusiawi, tapi tunggu dulu karena kita harus melihat dan mempertimbangkan banyak hal untuk berita baik ini.
Untuk Pulau Sulawesi UMP Sulut No 1, dan untuk daftar UMP 2013 Se-Indonesia di nomor 5 atau sama dengan NAD di bawah sedikit dari UMP Kalteng Rp.1.553.127 di urutan ke 4, dan UMP DKI Jakarta di nomor wahid Rp. 2.200.000. Untuk Pulau Sulawesi, Provinsi Sulsel seharusnya dengan melihat geliat business dan aktivitas pembangunan serta ukuran Kota Makassar di bandingkan dengan Kota Manado, seharusnya UMP Sulsel lebih tinggi daripada Sulut. Tapi sudah pasti ada argument yang kuat dari pemerintah untuk menetapkan UMP Provinsi kita ini.
Untuk keseluruhan Indonesia, kita berada di urutan ke 5, yang berarti dari ke 33 Provinsi yang ada masih ada 27 Provinsi yang UMPnya kurang dari UMP Sulut, dan kalau kita lihat untuk urutan 2, 3 dan 4 Kaltim, Papua dan Kalteng, jumlah penduduk mereka tidak selisih jauh dari Sulut, dimana di asumsikan dengan Piramida Penduduk Indonesia ada banyak angkatan kerja yang tidak terserap di lapangan pekerjaan.
Sebagai orang produktif dan masuk di generasi Angkatan Kerja di Sulut, apa yang harus kita sikapi untuk berita gembira ini? Yang paling pertama adalah ‘kemungkinan’ terjadi penyerangan angkatan kerja dari Provinsi lain ke Sulut sangat tinggi. Sudah pasti semua orang yang ingin maju akan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah kita. Seperti di era 70-an dan 80-an kebanyakan angkatan kerja Sulut merantau ke daerah lain seperti ke Papua, Kalimantan dan Jawa/Jakarta.
Nah, saat ini Sulut akan di jadikan daerah tujuan para pencari kerja ini. Apakah kita sudah siap untuk bersaing wahai Angkatan Kerja di Sulut? Bukankah angkatan kerja di Sulut yang sudah ada dalam ‘comfortable zone’ daya saing kita semakin menurun? Apakah pemerintah sudah mengantisipasi akan hal ini? Berapa banyak lapangan pekerjaan yang akan di buka, di fasilitasi untuk tahun 2013 agar lebih banyak lapang kerja dari berbagai sentra business bisa tersedia.
Sulut menawarkan menjadi tujuan daerah untuk sector Jasa, apakah angkatan kerja Sulut sudah membekali diri setidaknya dengan mindset untuk melayani, yang notabene orang di Sulut ini adalah super cuek, ‘service minded’ orang Sulut belum ada. Dari tutur bahasa, gerak dan bahasa tubuh masih belum menunjukkan angkatan kerja di Sulut bisa bersaing dengan pencari kerja dari daerah lain untuk sector Jasa.
Secara pribadi saya sangat khawatir dengan situasi yang ada saat ini. Untuk itu, marilah kita bersama-sama melihat berita baik ini dan peluang persaingan di masa depan dengan sikap yang arif dan bijaksana. Hanya satu yang ingin saya sampaikan, marilah berubah dan secara objective melihat kapasitas diri kita dan peluang yang ada di lapangan kerja. Begitu juga dengan pemerintah, semoga bisa mengarahkan ke hal-hal yang lebih konstruktif dan berdaya guna untuk pembangunan yang bersinergi antara visi dan misi pemerintah dengan kesiapan Masyarakat kita di dalam daerah. Tidak ada larangan untuk masyarakat Indonesia lain mencari nafkah di daerah kita, tapi kita juga harus memberikan ruang yang cukup fair dalam dunia pekerjaan dan persaingan kerja serta tawaran gaji/penghasilan bagi pekerja dalam hal ini UMP kita yang sesuai dengan situasi daerah, bukan hanya jadi adu gengsi dengan pemerintah di Provinsi lainnya.
Semoga Angkatan Kerja di Sulut bisa lebih maju dan punya wawasan luas kedepan untuk SULUT yang lebih maju di masa yang akan datang. Selamat menyongsong Tahun Baru 2013 untuk seluruh Angkatan Kerja Sulut, baik yang sudah kerja maupun yang akan mencari pekerjaan. (Jusuf Kalengkongan, Dec 2012)
Oleh: Jusuf Kalengkongan
Manado – Angkatan kerja di Sulut harus berbangga dan bersemangat menerima kabar yang menyejukkan hati bahwa pemerintah dalam hal ini Gubernur Sulut DR. SH Sarundajang telah menetapkan dan menandatangani Upah Minimum Provinsi sebesar Rp. 1.550.000. Hebat dan sangat manusiawi, tapi tunggu dulu karena kita harus melihat dan mempertimbangkan banyak hal untuk berita baik ini.
Untuk Pulau Sulawesi UMP Sulut No 1, dan untuk daftar UMP 2013 Se-Indonesia di nomor 5 atau sama dengan NAD di bawah sedikit dari UMP Kalteng Rp.1.553.127 di urutan ke 4, dan UMP DKI Jakarta di nomor wahid Rp. 2.200.000. Untuk Pulau Sulawesi, Provinsi Sulsel seharusnya dengan melihat geliat business dan aktivitas pembangunan serta ukuran Kota Makassar di bandingkan dengan Kota Manado, seharusnya UMP Sulsel lebih tinggi daripada Sulut. Tapi sudah pasti ada argument yang kuat dari pemerintah untuk menetapkan UMP Provinsi kita ini.
Untuk keseluruhan Indonesia, kita berada di urutan ke 5, yang berarti dari ke 33 Provinsi yang ada masih ada 27 Provinsi yang UMPnya kurang dari UMP Sulut, dan kalau kita lihat untuk urutan 2, 3 dan 4 Kaltim, Papua dan Kalteng, jumlah penduduk mereka tidak selisih jauh dari Sulut, dimana di asumsikan dengan Piramida Penduduk Indonesia ada banyak angkatan kerja yang tidak terserap di lapangan pekerjaan.
Sebagai orang produktif dan masuk di generasi Angkatan Kerja di Sulut, apa yang harus kita sikapi untuk berita gembira ini? Yang paling pertama adalah ‘kemungkinan’ terjadi penyerangan angkatan kerja dari Provinsi lain ke Sulut sangat tinggi. Sudah pasti semua orang yang ingin maju akan mencari kehidupan yang lebih baik di daerah kita. Seperti di era 70-an dan 80-an kebanyakan angkatan kerja Sulut merantau ke daerah lain seperti ke Papua, Kalimantan dan Jawa/Jakarta.
Nah, saat ini Sulut akan di jadikan daerah tujuan para pencari kerja ini. Apakah kita sudah siap untuk bersaing wahai Angkatan Kerja di Sulut? Bukankah angkatan kerja di Sulut yang sudah ada dalam ‘comfortable zone’ daya saing kita semakin menurun? Apakah pemerintah sudah mengantisipasi akan hal ini? Berapa banyak lapangan pekerjaan yang akan di buka, di fasilitasi untuk tahun 2013 agar lebih banyak lapang kerja dari berbagai sentra business bisa tersedia.
Sulut menawarkan menjadi tujuan daerah untuk sector Jasa, apakah angkatan kerja Sulut sudah membekali diri setidaknya dengan mindset untuk melayani, yang notabene orang di Sulut ini adalah super cuek, ‘service minded’ orang Sulut belum ada. Dari tutur bahasa, gerak dan bahasa tubuh masih belum menunjukkan angkatan kerja di Sulut bisa bersaing dengan pencari kerja dari daerah lain untuk sector Jasa.
Secara pribadi saya sangat khawatir dengan situasi yang ada saat ini. Untuk itu, marilah kita bersama-sama melihat berita baik ini dan peluang persaingan di masa depan dengan sikap yang arif dan bijaksana. Hanya satu yang ingin saya sampaikan, marilah berubah dan secara objective melihat kapasitas diri kita dan peluang yang ada di lapangan kerja. Begitu juga dengan pemerintah, semoga bisa mengarahkan ke hal-hal yang lebih konstruktif dan berdaya guna untuk pembangunan yang bersinergi antara visi dan misi pemerintah dengan kesiapan Masyarakat kita di dalam daerah. Tidak ada larangan untuk masyarakat Indonesia lain mencari nafkah di daerah kita, tapi kita juga harus memberikan ruang yang cukup fair dalam dunia pekerjaan dan persaingan kerja serta tawaran gaji/penghasilan bagi pekerja dalam hal ini UMP kita yang sesuai dengan situasi daerah, bukan hanya jadi adu gengsi dengan pemerintah di Provinsi lainnya.
Semoga Angkatan Kerja di Sulut bisa lebih maju dan punya wawasan luas kedepan untuk SULUT yang lebih maju di masa yang akan datang. Selamat menyongsong Tahun Baru 2013 untuk seluruh Angkatan Kerja Sulut, baik yang sudah kerja maupun yang akan mencari pekerjaan. (Jusuf Kalengkongan, Dec 2012)