Tombulu – Air sangat dibutuhkan di timur tengah sehingga air selalu menjadi sumber berita di alkitab.
Demikian awal khotbah Pendeta Welly Pudihang STh, ketika memimpin ibadah Minggu (5/5/2019) pagi di GMIM Alfa Omega Rumengkor.
“Namun air juga digunakan Tuhan Allah membinasakan manusia pada zaman nabi Nuh,” tutur Pendeta Pudihang pada ibadah yang mengambil pembacaan alkitab, Yehezkiel 47: 1-12, “Sungai yang keluar dari Bait Suci”.
Di pembacaan alkitab dijelaskan Pendeta Pudihang, dari bait suci mengalir air yang diberkati. Bisa menggambarkan kehadiran Allah.
Kedalaman air yang mengalir dapat diukur. Aliran air menjadi sungai yang tidak dapat diseberangi.
Air yang mengalir bermuara ke laut asin yang berubah menjadi tawar sehingga memberi banyak manfaat bagi nelayan.
“Dari aliran air bertumbuh banyak pohon yang bisa menjadi obat. Luar biasa perbuatan Tuhan!” Terang Pendeta Pudihang.
Tambah Pendeta Pudihang, air dalam diri Tuhan Yesus terus memancarkan kehidupan yang kekal. Kita adalah bait suci dan roh Allah tinggal dalam diri kita.
“Sebagai umat percaya harus memberi dampak positif pada kehidupan orang lain,” tandas Pendeta Pudihang.
Pendeta Pudihang memberi motivasi, manusia harus punya mimpi untuk memutus rantai kemiskinan salah-satunya dilakukan compassion yang mendirikan pusat pengembangan anak (PPA).
Pendidikan merupakan cara sahih memutus rantai kemiskinan menggapai masa depan yang cerah.
“Jauhi miras! Masa depan keluarga, gereja, bangsa dan negara berada di pundak anak-anak sebagai generasi penerus,” pungkas Pendeta Pudihang.
Ibadah dihadiri Pdt. Veronika Sendow STeol, Pdt. Hana Ireine Tamunu STh, guru agama Fenny Mamuaja SPAK, wakil ketua jemaat Pnt. Jopie Warbung, sekretaris Pnt. Drs. Dolvie Palit, bendahara Sym. Dra. Meiske Pangemanan, Pelsus Kolom 1 sampai 14 dan ratusan jemaat.
(JerryPalohoon)