Amurang—PLN benar-benar tak merasa bersalah atas konsumennya. Pasalnya, disaat umat Kristiani akan menyambut kematian Yesus Kristus. Ternyata, PLN pun melakukan pemadaman. Pemadaman mulai dari lima belas menit hingga setengah jam. Herannya, ada yang sementara dalam ibadah.
Dari pantauan beritamanado, Minggu (1/4) disaat banyak gereja (GMIM, red) akan melaksanakan peneguhan sidi jemaat. Begitu pula, saat ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus. Akibatnya, banyak konsumen yang juga merupakan anggota jemaat merasa kecewa dengan pelayanan PLN.
‘’Ini pelayanan PLN sudah tak bisa ditegur. Pasalnya, pemadaman terjadi tak mengenal hari dan jam. Lebih-lebih lagi, dimana pemadaman terjadi disaat jemaat Tuhan sementara melaksanakan ibadah minggu atau Jumat Agung,’’ ujar sejumlah anggota jemaat GMIM Buyungon, yang meminta namanya tak ditulis.
Menurut anggota jemaat, apa yang dilakukan PLN jelas membuat kekecewaan anggota jemaat. Lebih mengherankan lagi, cara PLN melakukan pemadaman tak bisa ditolelir.
‘’Paling-paling, kalau kami (konsumen, red) melakukan komplein hanya disebut ada gangguan. Padahal, bicara gangguan itu bahasa lama PLN. Jadi, PLN yang ada sekarang harus tunjukkan profesionalnya. Jangan seenaknya melakukan pemadaman, sementara konsumen yang rugi,’’ tukas sumber.
Sayangnya, setiap kali dihubungi pimpinan PLN Amurang, Marlon Hutabarat dijelaskan stafnya tidak berada atau tak mau diganggu. ‘’Maaf, bapak tidak ada. Bahkan, pesan bapak, tak ada wartawan yang bisa mengganggunya,’’ ungkap staf. (and)
Amurang—PLN benar-benar tak merasa bersalah atas konsumennya. Pasalnya, disaat umat Kristiani akan menyambut kematian Yesus Kristus. Ternyata, PLN pun melakukan pemadaman. Pemadaman mulai dari lima belas menit hingga setengah jam. Herannya, ada yang sementara dalam ibadah.
Dari pantauan beritamanado, Minggu (1/4) disaat banyak gereja (GMIM, red) akan melaksanakan peneguhan sidi jemaat. Begitu pula, saat ibadah Jumat Agung dan Perjamuan Kudus. Akibatnya, banyak konsumen yang juga merupakan anggota jemaat merasa kecewa dengan pelayanan PLN.
‘’Ini pelayanan PLN sudah tak bisa ditegur. Pasalnya, pemadaman terjadi tak mengenal hari dan jam. Lebih-lebih lagi, dimana pemadaman terjadi disaat jemaat Tuhan sementara melaksanakan ibadah minggu atau Jumat Agung,’’ ujar sejumlah anggota jemaat GMIM Buyungon, yang meminta namanya tak ditulis.
Menurut anggota jemaat, apa yang dilakukan PLN jelas membuat kekecewaan anggota jemaat. Lebih mengherankan lagi, cara PLN melakukan pemadaman tak bisa ditolelir.
‘’Paling-paling, kalau kami (konsumen, red) melakukan komplein hanya disebut ada gangguan. Padahal, bicara gangguan itu bahasa lama PLN. Jadi, PLN yang ada sekarang harus tunjukkan profesionalnya. Jangan seenaknya melakukan pemadaman, sementara konsumen yang rugi,’’ tukas sumber.
Sayangnya, setiap kali dihubungi pimpinan PLN Amurang, Marlon Hutabarat dijelaskan stafnya tidak berada atau tak mau diganggu. ‘’Maaf, bapak tidak ada. Bahkan, pesan bapak, tak ada wartawan yang bisa mengganggunya,’’ ungkap staf. (and)