Amurang – Sejumlah komunitas Pecinta Alam di Minahasa Selatan masing-masing KPA Cliff Hanger Amurang, KPAB Lolombulan Motoling dan KPA Sasayaban Amurang mengecam keras aksi pembantaian yaki diduga oknum anggota Polisi Kehutanan (Polhut) di Dinas Kehutanan (Dishut) Minsel.
“Ini perbuatan melanggar konservasi sumber daya alam hayati. Apalagi, jika benar oknum anggota polhut yang seharusnya menjaga kelestarian alam, termasuk satwa dilindungi yang ada dialamnya,” tukas Fanly Frans dari KPA Sasayaban Amurang, kepada beritamanado.com, Selasa (15/7/2014).
Hal senada disampaikan Vidy Wowor dari KPAB Lolombulan, Motoling dan Melky Thomas dari KPA Cliff Hanger Amurang, sangat menyayangkan perbuatan diduga oknum polhut Minsel mengatas namakan David Phia.
“Kami minta, pihak kepolisian harus mengusut oknum pembantaian monyet hitam khas sulawesi (Macaca nigra) atau dikenal disebut yaki ini,” tegas Wowor dan Thomas.
Sayangnya, Kepala Dinas kehutanan (Dishut) Minsel, Frans Tilaar saat ingin dikonfirmasi via phone celuler tidak ada jawaban, hingga berita ini diturunkan. (sanlylendongan)
Amurang – Sejumlah komunitas Pecinta Alam di Minahasa Selatan masing-masing KPA Cliff Hanger Amurang, KPAB Lolombulan Motoling dan KPA Sasayaban Amurang mengecam keras aksi pembantaian yaki diduga oknum anggota Polisi Kehutanan (Polhut) di Dinas Kehutanan (Dishut) Minsel.
“Ini perbuatan melanggar konservasi sumber daya alam hayati. Apalagi, jika benar oknum anggota polhut yang seharusnya menjaga kelestarian alam, termasuk satwa dilindungi yang ada dialamnya,” tukas Fanly Frans dari KPA Sasayaban Amurang, kepada beritamanado.com, Selasa (15/7/2014).
Hal senada disampaikan Vidy Wowor dari KPAB Lolombulan, Motoling dan Melky Thomas dari KPA Cliff Hanger Amurang, sangat menyayangkan perbuatan diduga oknum polhut Minsel mengatas namakan David Phia.
“Kami minta, pihak kepolisian harus mengusut oknum pembantaian monyet hitam khas sulawesi (Macaca nigra) atau dikenal disebut yaki ini,” tegas Wowor dan Thomas.
Sayangnya, Kepala Dinas kehutanan (Dishut) Minsel, Frans Tilaar saat ingin dikonfirmasi via phone celuler tidak ada jawaban, hingga berita ini diturunkan. (sanlylendongan)