Airmadidi-Demi kemajuan dan mencerdaskan anak bangsa, khususnya anak-anak yang putus sekolah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diknaspora) Kabupaten Minahasa Utara melalui Program Sumikola, siap menyekolahkan 260 anak yang sudah putus sekolah.
Drs Maximelian Tapada selaku Kadispora Minut, mengakui ada ketambahan jumlah anak putus sekolah di Minut yang ingin bersekolah.
“Awalnya kami lakukan pendataan ada 234, tapi baru-baru ini sudah mencapai 260 anak putus sekolah,” ujar Tapada
Menurutnya, mereka yang masuk Program Sumikola untuk kategori Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pendataan anak-anak ini dilakukan secara home to home atau rumah ke rumah, hingga bisa terlihat jelas akan kondisi kebutuhan anak yang putus sekolah.
Surat perjanjian pun dibuatkan, agar anak yang masuk program sumikola adalah benar-benar mereka yang mau bersekolah.
Sementara untuk realisasi dan bantuannya, dalam waktu dekat segera diberikan. “Bantuannya berupa seragam sekolah dan peralatan sekolah seperti tas dan cepatu sekolah,” kata Tapada.
Untuk daerah Minut, program ini sudah ada sejak tahun lalu, yang diikuti oleh 171 anak putus sekolah. Saat itu hanya diberikan untuk lima kecamatan. Sedangkan untuk tahun ini, diberikan bagi lima kecamatan sisanya, yaitu kecamatan Kauditan, Airmadidi, Kalawat, Dimembe dan Likupang Selatan.
Diharapkan Tapada, setelah nanti anak-anak putus sekolah kembali bersekolah lagi, agar tidak setengah hati untuk bersekolah. “Kalau sudah masuk sekolah, diharap bisa sampai lulus,” tandas Tapada. (rbn)
Airmadidi-Demi kemajuan dan mencerdaskan anak bangsa, khususnya anak-anak yang putus sekolah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diknaspora) Kabupaten Minahasa Utara melalui Program Sumikola, siap menyekolahkan 260 anak yang sudah putus sekolah.
Drs Maximelian Tapada selaku Kadispora Minut, mengakui ada ketambahan jumlah anak putus sekolah di Minut yang ingin bersekolah.
“Awalnya kami lakukan pendataan ada 234, tapi baru-baru ini sudah mencapai 260 anak putus sekolah,” ujar Tapada
Menurutnya, mereka yang masuk Program Sumikola untuk kategori Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Pendataan anak-anak ini dilakukan secara home to home atau rumah ke rumah, hingga bisa terlihat jelas akan kondisi kebutuhan anak yang putus sekolah.
Surat perjanjian pun dibuatkan, agar anak yang masuk program sumikola adalah benar-benar mereka yang mau bersekolah.
Sementara untuk realisasi dan bantuannya, dalam waktu dekat segera diberikan. “Bantuannya berupa seragam sekolah dan peralatan sekolah seperti tas dan cepatu sekolah,” kata Tapada.
Untuk daerah Minut, program ini sudah ada sejak tahun lalu, yang diikuti oleh 171 anak putus sekolah. Saat itu hanya diberikan untuk lima kecamatan. Sedangkan untuk tahun ini, diberikan bagi lima kecamatan sisanya, yaitu kecamatan Kauditan, Airmadidi, Kalawat, Dimembe dan Likupang Selatan.
Diharapkan Tapada, setelah nanti anak-anak putus sekolah kembali bersekolah lagi, agar tidak setengah hati untuk bersekolah. “Kalau sudah masuk sekolah, diharap bisa sampai lulus,” tandas Tapada. (rbn)