RANOYAPO—Pasca air bandang yang terjadi di Desa Ranoiapo Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan, Sabtu dan Minggu pekan lalu mengakibatkan puluhan hektar sawah, jagung dan pohon kelapa hanyut. Menariknya, dua buah SUTET yang ada di Desa Ranoiapo pun kini terancam ambruk. Olehnya, warga pun merasa takut karena SUTET berkekuatan 20.000 Volt tersebut bisa mengancam warga pada umumnya.
Hukum Tua Desa Ranoiapo Kecanmatan Ranoyapo Wellem Liwe, Ssos membenarkan hal diatas. ‘’SUTET milik PLN di desa kami pasca bencana air bandang yang melewati Sungai Ranoyapo tersebut sepertinya bakal ambruk. Ini karena kondisi SUTET yang berada di persawahan tak bisa bertahan lagi,’’ ujar Liwe.
Menurut Liwe, bahwa pihak PLN seharusnya setelah mengetahui kondisi dilapangan harus segera memperbaiki. Jangan nanti sudah ada korban jiwa baru akan diperbaiki. Ini jelas-jelas, pihak PLN tak mau tahu soal tanggungjawab.
‘’Sekali lagi, jangan nantinya sudah ada korban jiwa baru PLN melakukan perbaikan. Kita harus antisipasi bersama, bahkan pihaknya telah mengumumkan kepada warga untuk selalu waspada. Sebab, bukan hanya masyarakat umum saja yang mengancam. Tetapi, hewan ternak yang ada di desa ini juga ikut mengancam. Pun demikian, masyarakat pesisir DAS Ranoyapo juga bisa kena imbas bila SUTET tersebut ambruk,’’ tegas hukum tua yang sangat vokal ini.
Dari pantauan beritamanado.com, ternyata kaki SUTET yang terpasang di sawah sudah dekat dengan kuala Ranoyapo. Bahkan, lebar kuala Ranoyapo pun sudah sekitar 200 meter. Kondisi diatas nyata semakin membuat ketakutan warga. Kalaupun SUTET milik PLN tak juga memperbaikinya. Maka, dipastikan kalau SUTET ini ambruk tak sedikit warga yang jadi korban. (and)
RANOYAPO—Pasca air bandang yang terjadi di Desa Ranoiapo Kecamatan Ranoyapo, Kabupaten Minahasa Selatan, Sabtu dan Minggu pekan lalu mengakibatkan puluhan hektar sawah, jagung dan pohon kelapa hanyut. Menariknya, dua buah SUTET yang ada di Desa Ranoiapo pun kini terancam ambruk. Olehnya, warga pun merasa takut karena SUTET berkekuatan 20.000 Volt tersebut bisa mengancam warga pada umumnya.
Hukum Tua Desa Ranoiapo Kecanmatan Ranoyapo Wellem Liwe, Ssos membenarkan hal diatas. ‘’SUTET milik PLN di desa kami pasca bencana air bandang yang melewati Sungai Ranoyapo tersebut sepertinya bakal ambruk. Ini karena kondisi SUTET yang berada di persawahan tak bisa bertahan lagi,’’ ujar Liwe.
Menurut Liwe, bahwa pihak PLN seharusnya setelah mengetahui kondisi dilapangan harus segera memperbaiki. Jangan nanti sudah ada korban jiwa baru akan diperbaiki. Ini jelas-jelas, pihak PLN tak mau tahu soal tanggungjawab.
‘’Sekali lagi, jangan nantinya sudah ada korban jiwa baru PLN melakukan perbaikan. Kita harus antisipasi bersama, bahkan pihaknya telah mengumumkan kepada warga untuk selalu waspada. Sebab, bukan hanya masyarakat umum saja yang mengancam. Tetapi, hewan ternak yang ada di desa ini juga ikut mengancam. Pun demikian, masyarakat pesisir DAS Ranoyapo juga bisa kena imbas bila SUTET tersebut ambruk,’’ tegas hukum tua yang sangat vokal ini.
Dari pantauan beritamanado.com, ternyata kaki SUTET yang terpasang di sawah sudah dekat dengan kuala Ranoyapo. Bahkan, lebar kuala Ranoyapo pun sudah sekitar 200 meter. Kondisi diatas nyata semakin membuat ketakutan warga. Kalaupun SUTET milik PLN tak juga memperbaikinya. Maka, dipastikan kalau SUTET ini ambruk tak sedikit warga yang jadi korban. (and)