Manado, BeritaManado.com — 15 jurnalis dari berbagai wilayah di Indonesia berhasil mendapatkan dukungan program pendanaan peliputan isu kelautan dan perikanan dalam bingkai jurnalisme data dari The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) bersama Yayasan EcoNusa.
Mereka terpilih dari 130 pendaftar dari media lokal, nasional dan jaringan nasional yang tersebar di 29 provinsi di Indonesia dan melewati dua tahap seleksi ketat sejak Maret 2021.
Di tahap pertama, seleksi dilakukan dengan memilih 30 jurnalis mengikuti enam sesi kelas belajar Journalist Fellowsea “Menjaga Luat dengan Jurnalisme Data” untuk mendalami isu kelautan dan perikanan dari sejumlah narasumber dan fasilitator jurnalisme data.
Di tahap kedua, hanya 15 jurnalis yang berhak mendapatkan pendanaan merealisasikan liputannya.
Koordinator Kelas Belajar Journalist Fellowsea, Adi Marseila menjelaskan, isu yang ditawarkan para pendaftar sangat beragam.
“Mulai dari konservasi satwa laut, dampak pembangunan di wilayah pesisir, dampak perubahan laut terhadap masyarakat lokal, alih fungsi ekosistem pesisir dan dampak kapal asing bagi nelayan Indonesia. Data sheet dan tools yang dipelajari di kelas belajar menjadi alat menemukan cerita berkaitan dengan masyarakat yang didukung dengan data,” terangnya.
Rochimawati, Ketua Umum The Society of Indonesia Environmental Journalists (SIEJ) menambahkan, tingkat partisipasi pendaftar yang tinggi menunjukkan isu kelautan dan perikanan yang diusung SIEJ masih mendapat perhatian besar bagi jurnalis di Indonesia.
“Ini kabar menggembirakan, padahal hanya dua minggu publikasi. Isu kelautan dan perikanan yang diangkat dalam proposal peliputan juga sangat beragam. Ini menunjukkan potensi kekayaan laut Indonesia yang besar dan kejelian jurnalis dalam memilih angle peliputan,” jelas Ochi saat pembukaan Kelas Belajar Journalist Fellowsea.
Menurut dia, program ini adalah bagian dari komitmen SIEJ untuk mendorong peningkatan kapasitas dan ketrampilan para jurnalis di Indonesia menghasilkan liputan kritis dan mendalam tentang lingkungan khususnya isu kelautan dan perikanan berbasis jurnalisme data, mengingat seiring dengan perkembangan teknologi pemanfaatan sumber data menjadi bagian yang tak terpisahkan dan penting dalam aspek kehidupan.
“Para jurnalis punya andil dalam mendorong perubahan melalui laporan yang kritis dan menyuguhkan solusi. Sebuah laporan jurnalistik berbasis data yang kritis akan memberikan dampak kesadaran masyarakat. Untuk itu, jurnalis harus memiliki keterampilan mengemas informasi penting dan edukatif menjadi berita yang menarik,” jelasnya.
Hal senada disampaikan jurnalis senior Brigitta Isworo yang menjadi pembicara dalam kelas belajar Fellowsea.
Kata dia, jurnalis harus mempunyai konsistensi yang tinggi untuk mencari informasi dari berbagai sumber data dan menguak persoalan yang selama ini tak terlihat.
“Sebenarnya banyak sumber data yang tidak kita pedulikan justru berpotensi menguak persoalan yang selama ini tak terlihat dan menjadi berita besar. Sayangnya kita tidak mempunyai budaya itu di media karena itu membutuhkan konsistensi, energi, sumber daya manusia yang konsisten. Sementara newsroom dikejar-kejar isu terbaru, sehingga pendalaman itu perlu wadah khusus,” kata anggota The Climate Reality Project ini.
Bustar Maitar, Founder dan CEO Yayasan Econusa memberikan apresiasi ini sekaligus tantangan bagi jurnalis Indonesia untuk belajar menampilkan informasi aktual, berkualitas dan bisa mendorong perubahan yang lebih baik terutama terkait isu laut di Indonesia.
“Harapannya publik tidak merujuk pada jurnalis asing tapi mendorong jurnalis di Indonesia menampilkan informasi yang berkualitas, tidak hanya di nasional tapi juga di daerah,” bebernya.
Journalist Fellowsea 2021 merupakan program bagi para jurnalis terpilih di Indonesia untuk mengikuti kelas belajar jurnalisme data.
15 jurnalis terpilih berhak mendapatkan pendanaan peliputan masing-masing sebesar Rp5 juta.
Pasca kelas belajar, para jurnalis didampingi mentor akan merealisasikan proposal liputan isu Kelautan dan Perikanan dalam bentuk karya jurnalistik berbasis jurnalisme data untuk mendapatkan penghargaan dengan total nilai Rp 22,5 juta.
Sebelumnya, SIEJ juga menggelar Forum Editor untuk mempertemukan para pimpinan media dan stakeholder seperti dari Kementrian Kelautan dan Perikanan RI, Indonesian Data Journalism Network dan Econusa untuk menambah perspektif newsroom pada isu kelutan dan perikanan di Indonesia.
Berikut nama-nama penerima Jurnalist Fellowsea SIEJ dan EcoNusa
- Bhekti Suryani – Harian Jogja
- Abdus Somad – Jaring.id
- Kennial Caronine laia – Betahita
- Yogi Eka Syahputra – Mongabay Indonesia
- Palce Amalo – Media Indonesia
- Siwi Nur Wakhidah – Merdeka.com
- M Ashar Abdullah – Rakyat Sulsel
- Ariel Kahhari – TVRI Aceh
- Findamorina Muchtar – BeritaManado.com
- Haris Prabowo – Tirto.id
- Nasarudin Amin – Harian Fajar Malut
- Adinda Zahra Noviyanti – Tempo
- Syamsu Rizal – Harian Metro Sulawesi
- Girindra Wardhana – iNews Semarang
- Muhammad Olies – Harian Pelita Baru
(***/Alfrits Semen)